Jumat, 30 Oktober 2015

M.Strategi Coca Cola Company

BAB I
SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN
1.1.PROFIL PERUSAHAAN
Sekarang ini perkembaangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian, kebutuhan akan faktor-faktor produksi menjadi bertambah banyak.
Rasa menyegarkan Coca Cola pertama kali diperkenalkan pada  tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Upaya mengiklankan merek Coca Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca Cola sesuai namanya secara lengkap, nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Jenis-jenis Coca Cola:




The Coca-Cola Company juga telah memperkenalkan beberapa minuman kola lainnya dibawah merek Coke. Yang paling terkenal adalah Diet Coke, yang telah menjadi kola diet utama. Selain itu, ada juga Caffeine free Coke, Cherry Coke, Coke ZERO, Vanilla Coke, dan edisi khusus lainnya dengan lemon, jeruk limau, dan bahkan kopi.
1.2.SEJARAH PERJALANAN BISNIS COCA COLA
Usia Coca Cola sudah lebih dari satu abad. Sejak pertama ditemukan pada tahun 1886 sampai saat ini Coca Cola sudah menjelma dari minuman ringan menjadi minuman penting di seluruh dunia. Dari usia yang sangat tua itu, sejarah bisnis Coca Cola telah memberikan banyak sekali pelajaran bisnis hingga akhirnya meraih kondisi saat ini yang bisa dibilang sangat sukses.

1.2.1.      Lebih dari Satu Abad yang Lalu di Atlanta : Sejarah Bisnis Coca Cola Dimulai

Berbarengan dengan pembangunan patung Liberty di tahun 1886, di lokasi berbeda John Pemberton seorang ahli farmasi dari Atlanta terinspirasi oleh suatu rasa penasaran. Ia menemukan suatu wewangian aneh dari sebuah cairan berwarna Karamel. Setelah melakukan observasi ia membawa cairan temuannya itu ke tempat Farmasi Lainnya, Jacob’s Pharmacy. Cairan yang sudah diobservasi tadi dicampur dengan air berkarbonasi dan diujicobakan kepada pelanggan yang setuju mencobanya secara sukarela. Singkat kata, rasa minuman yang diciptakan belum pernah ada waktu itu, sangat spesial. Tanpa berpikir panjang Jacob’s Pharmacy mulai menjual minuman baru itu dengan harga 5 sen per gelasnya.
Karyawan bagian pembukuan yang bekerja di bawah Pemberton memberi nama cairan itu Coca Cola dan menuliskannya dalam catatan khusus. Di tahun pertamanya, Pemberton hanya menjual 9 gelas Coca Cola dalam sehari. Mungkin ia tidak pernah menyangka, 100 tahun kemudian perusahaan sekelas Coca Cola memproduksi lebih dari 100 juta galon minuman soda ini. Inilah awal sejarah bisnis Coca Cola.
Dalam rentang waktu 3 tahun, antara 1888 sampai 1891, seorang pengusaha Atlanta bernama Asa Griggs Candler membeli hak bisnis minuman itu seharga $2,300,-. Candler lah yang menjadi pemimpin pertama Coca Cola, dan orang pertama yang membawa visi ke dalam merk dan perjalanan bisnis Coca Cola.

1.2.2.      Masa Bisnis Coca Cola Bersama Candler di Luar Atlanta

Banyak yang mengatakan bahwa Asa Candler merupakan orang dengan bakat bisnis alami. Ia merubah Coca Cola dari sebuah penemuan menjadi ladang bisnis. Ia bisa membaca pasar dimana banyak orang kehausan di luar sana dan ia juga mempunyai metode spektakuler untuk memperkenalkan penemuan Coca Cola kepada konsumen. Ia mulai membagikan kupon dan beragam pernak-pernik untuk membuat Coca Cola ada di mana-mana. Di tahun 1895 Candler telah membangun pabrik minuman di Dallas, Los Angeles dan Chicago.
Sesuai prediksi, popularitas Coca Cola mulai menanjak dan masyarakat menginginkan cara baru dalam mengkonsumsi minuman soda ini. Seorang pengusaha Missisipi, Joseph Beidenharn adalah orang pertama yang memasukan Coca Cola dalam kemasan botol pada tahun 1894. Dia kemudian mengirimkan satu lusin botol kepada Candler. Sayangnya Candler kurang peka waktu itu, sebagai pebisnis berbakat dia tidak menyangka bahwa Coca Cola kemasan botol akan menjadi tren mendunia satu abad kemudian. Penampilan kemasan botol memudahkan konsumen membawa Coca Cola bersama mereka.
Baru lima tahun kemudian atau tepatnya tahun 1899 Candler tersadar ketika dua pengacara Chattanooga, Joseph Whitehead dan Benjamin Thomas mengambil alih hak eksklusif minuman soda dalam kemasan botol dan menjualnya ke konsumen.

1.2.3.      Menjaga Popularitas Merk Bisnis Coca Cola

Melihat ada pesaing memanfaatkan situasi, Coca Cola tidak ingin berdiam diri saja. Media iklan Coca Cola difokuskan untuk menyebarkan slogan komersial kepada konsumen berupa “Demand the genuine” dan “Accept no Substitute”.
Tidak berhenti dengan slogan komersial, Coca Cola juga memutuskan untuk menciptakan desain botol yang memberi kesan melekat kepada Coca Cola. Mereka mengadakan kontes untuk desain botol itu. Perusahaan Indiana, The Root Glass Company of Terre Haute, memenangkan kontes dengan ciptaan desain botol yang mudah dikenali dalam keadaan gelap. Pada tahun 1916, Coca Cola mulai membuat botol unik yang terkenal. Botol unik itu, yang tetap menjadi kekhasan bentuk botol Coca Cola sampai sekarang dipilih karena penampilannya yang menarik, desain asli dan fakta bahwa di dalam ruangan gelap orang bisa mengenali dengan mudah bahwa itu adalah botol Coca Cola.
Saat negara Amerika menyambut abad baru, Perusahaan Coca Cola berkembang sangat pesat, bergerak menuju Kanada, Kuba, Panama, Puerto Rico, Perancis dan negara bagian dalam wilayah Amerika Serikat. Di tahun 1900, ada dua pabrik pembotolan Coca cola (cikal bakal Coca Cola Botling Co, kantor cabang bagian distribusi produk Coca Cola). Dalam rentang 20 tahun, ada sekitar 1000 parbik botol Coca Cola.

1.2.4.      Era Bisnis Coca Cola Bersama Robert Woodruff

Ayah Robert Woodruff telah membeli Coca Cola dari Asa Candler pada tahun 1923. Akibatnya, Woodruff menjadi pemimpin baru Coca Cola. Asa Candler telah berjasa memperkenalkan Coca Cola kepada masyarakat Amerika Serikat. Di era Woodruff, Coca Cola dipersiapkan untuk dikenali masyarakat dunia.
Keahlian Woodruff ada di bidang marketing. Dia melihat berbagai peluang sebagai kesempatan memasarkan Coca Cola. Ia yang memperkenalkan Coca Cola kepada dunia melalui ajang Olimpiade tahun 1928 bersama kontingen Amerika Serikat di Olimpiade Amsterdam. Woodruff terus memberikan inovasi kemasan Coca Cola yang membuat minuman soda ini semakin mudah dinikmati dimana saja. Perubahan ini membuat Coca Cola bukan sekedar merk ternama tapi juga bagian dari kehidupan semua orang.

1.2.5.      Sejarah Bisnis Coca Cola di Perang Dunia ke II

Tahun 1941 Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia ke II. Ribuan orang terkena wajib militer dan pergi ke luar negeri. Coca Cola? Tetap di Amerika Serikat. Woodruff melihat situasi ini dengan memberi kebijakan bahwa setiap orang berseragam mendapat satu botol Coca Cola seharga 5 sen di mana pun mereka berada. Pada tahun 1943, Jenderal Dwight D Eisenhower mengirim pesan kawat kepada Coca Cola meminta pengiriman 10 perlengkapan untuk pembotolan produk Coca Cola. Selama perang banyak yang menyukai keberadaan Coca Cola. Saat kondisi damai, pengalaman melaksanakan pembotolan produk Coca Cola di luar negeri sudah didapatkan.
Visi Woodruff  bahwa Coca Cola yang berada dalam genggaman tangan akan “menggambarkan semangat” menjadi terwujud mulai pertengahan tahun 1940 sampai 1960. Jumlah negara yang mengoperasikan pabrik pembotolan Coca Cola berlipat ganda. Situasi negara Amerika Serikat pasca perang dipenuhi dengan kebahagiaan, optimisme dan kesejahteraan. Coca Cola telah menjadi bagian dari kesenangan dan gaya hidup Amerika Serikat. Perubahan positif dalam sejarah bisnis Coca Cola

1.2.6.      Coca Cola Mulai Menatap Dunia

Setelah sukses selama kurang lebih 7 tahun dengan satu merk Coca Cola, perusahaan mulai merencanakan ekspansi produk.  Coca cola memutuskan untuk mencoba rasa baru. Fanta hadir pertama kali tahun 1940-an namun baru diperkenalkan secara luas tahun 1950-an kemudian Sprite mulai mengikuti tahun 1961. Dua lainnya TAB tahun 1963 dan Fresca tahun 1966.
Kehadiran Coca Cola di seluruh dunia semakin cepat, semakin lama Coca Cola menemukan tempat baru seperti Kamboja, Paraguay, Macau, Montserrat, Turki dan banyak lagi.
Periklanan Coca Cola semakin kuat dalam membentuk brand di tahun 1970. Menggambarkan kesenangan, teman, dan waktu santai. Wajah mendunia Coca Cola sangat melekat dengan iklan komersial tahun 1971 dimana sekelompok anak muda dari seluruh dunia berkumpul di puncak bukit di Italia menyanyikan “I’d Like to Buy The World A Coke”.

1.2.7.      Lahirnya Versi Sehat Coca Cola : Diet Coke

Tahun 1980-an masyarakat mulai menyukai segala hal yang menyehatkan. Kondisi ini merubah inovasi produk di perusahaan Coca Cola. Pada tahun 1981, Roberto C Goizueta menjadi Diretkur Utama dan CEO Coca Cola. Ia merombak perusahaan dengan sebuah strategi yang dinamakan “pengambilan resiko yang cerdas”.
Diantara kebijakannya itu adalah mengatur berbagai kebutuhan pembotolan wilayah Amerika Serikat menjadi perusahaan baru bernama Coca Cola Enterprise Inc. Ia juga yang membawa Coca Cola kepada produk baru Diet Coke, sebuah inovasi minuman soda turunan dari Coca Cola. Dalam 2 tahun, Diet Coke menjadi minuman rendah kalori nomor satu di dunia. Sebuah kesuksesan yang mengikuti produk minuman soda Coca Cola. Kebijakan Goizueta lainnya terjadi di tahun 1985, yaitu pengenalan rasa baru Coca Cola, perubahan pertama setelah 99 tahun.
Di waktu uji coba rasa kepada konsumen, banyak yang menyukai rasa baru Coca Cola, sehingga disebut sebut sebagai New Coke. Namun, di dunia pada umumnya masyarakat sudah terlanjur melekat dengan rasa asli Coca Cola dan meminta ke perusahaan agar mengembalikan rasa Coca Cola yang asli. Para kritisi mengatakan kebijakan itu merupakan blunder paling parah di sejarah bisnis Coca Cola. Untungnya kali ini Coca Cola mendengarkan suara konsumen. Rasa asli Coca Cola kembali dipasarkan sebagai Coca Cola Classic. Produksi Coca Cola semakin meningkat, memuncaki persaingan minuman soda yang terus berlanjut sampai saat ini.

1.2.8.      Coca Cola Yang Semakin Mendunia Melalui Dunia Olah Raga

Era 90-an merupakan masa pertumbuhan perusahaan Coca Cola. Perusahaan minuman soda ini telah menjalin hubungan dengan dunia olah raga (sejak jaman Olimpiade) dan semakin menguat di era ini. Coca Cola aktif menjadi sponsor dalam pertandingan Olimpiade, Piala Dunia FIFA, Piala Dunia Rugby dan National Basketball Association. Tahun 1993 adalah perkenalan slogan komersial terkenal “Always Coca Cola” dan dunia mengenal untuk pertama kalinya Coca Cola Polar Bear. Pasar baru terbuka saat produk Coca Cola laku di pasar negara Jerman Timur tahun 1990 dan India tahun 1993.
Produk keluaran lainnya mulai mengikuti seperti minuman kebugaran Powerade dan minuman buah Oasis. Merk kerabat Coca Cola terus meluas melalui akusisi perusahaan terhadap beberapa merk seperti Limca, Maaza dan Tums Up di India, Barq’s root beer di Amerika Serikat, Inca Kola di Peru dan Cadbury Schweppes di lebih dari 120 negara dunia. Pada tahun 1997 Coca Cola sudah menjual satu juta sajian per harinya, dan potensi mereka untuk terus berkembang sangatlah terbuka lebar. Sejarah bisnis Coca Cola semakin sulit terlupakan di seantero dunia.

1.2.9.      Coca Cola di Era Milenium sampai Sekarang

Di era milennium menandakan keinginan Coca Cola untuk terus berkembang di masa mendatang melalui kebijakan “kerangka berkelanjutan”. Tahun 2009, perusahaan meluncurkan program “Live Positively” yaitu sebuah komitmen public untuk membuat perubahan positif di dunia dengan merubah cara bekerja dan hidup sehingga keberlanjutan adalah bagian dari keseharian masyarakat.
Kebijakan Live Positively mencakup tujuan untuk menyediakan dan mengaitkan produk minuman kepada segala macam gaya hidup masyarakat, program hidup sehat, pemberdayaan komunitas, mengurangi emisi karbon, mendaur ulang sampah rumah tangga, menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta menciptakan sumber air berkelanjutan.
Coca Cola terus berkomitmen mendukung kemajuan dunia olah raga seperti dalam Piala Dunia FIFA 2010 dan Olimpiade London 2012. Tahun 2013 Coca Cola mencapai usia 127 tahun. Sebuah usia yang panjang untuk ukuran bisnis. Dari pertama ditemukan hanya berupa sajian 9 gelas sehari Coca Cola telah tumbuh menjadi merk besar dunia dengan 1,6 juta hidangan minuman tersaji setiap harinya.
BAB II
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
2.1.Pengertian Visi dan Misi
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut.
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
2.1.Visi, Misi dan Tujuan The Coca Cola Company
Ä  Visi The Coca Cola Company
Menjadi Perusahaan produsen minuman terbaik di Asia Tenggara
Ä  Misi The Coca-Cola Company
Memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen kita dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari, setiap hari.
Ä  Tujuan The Coca Cola Company
Ø  Sumber daya manusia
Mengembangkan sumber daya manusia, menghargai prestasi serta mengikuti apa yang kita lakukan
Ø  Pelanggan
Menang untuk pelanggan dan untuk diri sendiri
Ø  Inovasi
Selalu mencari cara yang lebih baik
Ø  Keunggulan
Senantiasa melakukan pekerjaan yang terbaik
Ø  Warga NegaraYang Baik
Melakukan hal yang benar dari perusahaan masyarakat dan sesama kita diharuskan untuk memelihara nilai-nilai perusahaan dengan selalu mempertahankan standar dalam berperilaku.
Ø  Sasaran Perusahaan
Awalnya pasar dipisahkan dalam beberapa segmen produsen memlih 1 atau lebih segmen yang akan dijadikan sebagai pasar sasaran. Produsen kemudian memproduksi barang dan mengembangkan semua bauran pemasaran yang dirancang khusus untuk masin-masing segmen-yang dibidik coca-cola memproduksi fanta kuning bagi konsumen Indonesia yang menyukai jeruk dengan pengkhususan sasaran atau target pasar produsen dapat mengembangkan produk yang tepat mampu menyesuaikan harga saluran distribusi dan promosi bagi masing-masing pasar dengan lebih efisien

BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis.
3.1. Analisis Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya berada di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit dampak implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi. Namun tetap mampu mempengaruhi kebijakan strategi dari organisasi perusahaan.
3.1.1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi ini meliputi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi secara makro seperti inflasi, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Namun pada kenyataannya faktor ini akan berkembang dan berimbas kepada ekonomi mikro yang lebih spesifik. Melihat uraian tersebut, maka faktor ekonomi suatu negara secara global juga akan mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam menentukan arah dan langkah perusahaan.
Coca-Cola lebih dari tiga perempat dari keuntungan dan 71% pertumbuhannya diperoleh di luar Amerika Serikat. Karena itu, perusahaan sangat sensitif terhadap kekuatan dolar. Namun, krisis global berdampak pada penurunan kinerja, penjualan dan keuntungan Coke di luar negeri. Di Brazil dan Jepang, dua dari pasar Coke terbesar luar negeri, rata-rata konsumen hampir tidak memiliki daya beli, karena rendahnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 1998. Di Rusia, di mana Coke telah menginvestasikan lebih dari $700 juta selama delapan tahun, runtuhnya perekonomian mengakibatkan kapasitas operasi Coke anjlok sebesar 50%. Krisis global sangat mempengaruhi penjualan coca-cola di Asia, Rusia dan Amerika Latin karena penurunan daya beli. Di Brazil, yang merupakan pasar terbesar ketiga, Coke telah kehilangan lebih dari sepersepuluh dari 54% pangsa pasarnya karena beralih ke minuman lokal dengan harga lebih murah.
Untuk meminimalisir eksposur terhadap fluktuasi mata uang, Coca-Cola menggunakan instrument keuangan derivatif. (Van Horne, 2005)
3.1.2. Faktor Sosial dan Politik
Perkembangan strata sosial kemasyarakatan disuatu daerah akan mempengaruhi organisasi perusahaan. Perkembangan politik negara yang secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan ekonomi merupakan faktor yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Organisasi perusahaan akan cenderung mengikuti perkembangan sosial politik yang terjadi guna antisipasi terhadap berlangsungnya stabilitas dan kebijakan di dalam organisasi perusahaan.
Faktor politik yang terjadi di Amerika dan di negara-negara lainnya berpengaruh pada perkembangan Coca-Cola. Sebagai contoh, ketika Amerika menginvasi Irak, tumbuh budaya anti Amerika di negara-negara muslim atau yang bersimpati dengan Irak. Kondisi ini mengakibatkan penjualan Coca Cola sempat terganggu.
3.1.3. Faktor Peraturan dan Undang-undang (Faktor Hukum)
Kepastian hukum di dalam suatu negara merupakan momen yang sangat mempengaruhi pelaku pasar. Kebijakan negara yang dituangkan dalam Peraturan Perundang-Undangan secara tidak langsung akan menentukan arah strategi perusahaan. Kepastian hukum merupakan faktor yang tidak bisa ditawar dan pasti akan sangat mempengaruhi sebuah perusahaan.
Coca-Cola juga sempat terhalang oleh kebijakan pemerintah India yang melarang penjualan produk Coca-Cola di negaranya karena pada tahun 2004, petani di india melakukan protes terhadap pabrik Coke Bottling di India yang menyebabkan air sumur kering.
3.1.4. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan memberikan perubahan terhadap kebijakan perusahaan. Efisiensi pada saat melakukan produksi dan distribusi juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin berkembangannya hal ini maka secara tidak langsung akan menuntut manajemen perusahaan untuk memilih yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.
Isu lingkungan yang sempat menyeruak di beberapa negara bahwa produk Coca-Cola menggunakan air terlalu berlebihan, karena dibutuhkan 2 liter air untuk memproduksi 1 liter Coca Cola. Mengenai issue kesehatan, pernah terjadi pemboikotan di kalangan masyarakat terkait dengan kandungan zat yang ada di minuman tersebut juga berpengaruh terhadap kinerja pemasaran Coca Cola.
3.1.5. Faktor Demografi
Faktor tempat dan situasi alam juga tentunya tidak bisa dipisahkan. Kondisi alam dan tata letak perusahaan yang berkaitan dengan alam akan membutuhkan kebijakan yang harus sesuai guna menanggulangi ancaman yang berasal dari lingkungan dan alam.
Pembeli (konsumen) dari produk Coca-Cola mencakup segala usia dari anak kecil, remaja, dan orang dewasa di seluruh dunia, sehingga dapat dikatakan produk coca-cola company relatif aman terhadap issue demografi. Beberapa negara di Amerika memiliki struktur demografi yang didominasi usia dewasa dan tua, sedangkan beberapa negara di Asia Tenggara mayoritas adalah usia anak-anak dan remaja.
3.2. Analisis Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah serangkaian faktor-faktor yang merupakan ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan. Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki dampak yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.
3.2.1. Pendatang Baru (New Comers)
Jika hambatan untuk masuk pasar tinggi, akan sangat mudah bagi perusahaan untuk menjaga keuntungan monopoli. Hambatan utama biasanya adalah aturan legal dan paten, skala ekonomi, kebutuhan capital yang tinggi untuk masuk pasar, merek yang kuat, ancaman balas dendam, dan akses ke saluran distribusi.
Ancaman masuknya pendatang baru pada minuman Coca-Cola antara lain Mizone, Pocari Sweet, dan lain sebagainya. The Coca-Cola Company harus meyakinkan kepada pelanggan melalui brand bahwa produk Coca-Cola merupakan minuman bersoda nomor satu di dunia.
3.2.2. Pesaing (Competitors)
Jika competitor lebih agresif dalam meningkatkan penjualan, keuntungan dan harga akan berkurang. Intensitas kompetisi yang terjadi di pasar memiliki karakteristik, yaitu kelebihan kapasitas produksi, produk dan jasa yang distandardisasi, banyaknya kompetitor, dan pertumbuhan pasar yang rendah.
Pesaing utama dari Coca-Cola adalah perusahaan PepsiCo. PepsiCo merupakan pesaing yang sangat sengit di dalam dua pertumbuhan tercepat dalam kategori industri minuman.
Pesaing tentu berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Bila disikapi secara positif, keberadaan pesaing dapat menjadi sparing partner, dan dapat dijadikan sebagai branchmark bagi perusahaan. Perusahaan akan belajar dari setiap kesalahan, dan terus berupaya untuk memperbaiki diri, agar dapat memenangkan persaingan. Dengan demikian, perusahaan akan semakin bertambah maju dan kuat.
3.2.3. Produk Substitusi
Produk substitusi merupakan competitor tidak langsung yang dapat menurunkan permintaan dan harga. Ada beberapa tipe substitusi, yaitu produk alternatif, produk baru, eliminasi kebutuhan, substitusi generic, dan keingingan untuk tidak membeli.
Tekanan dari produk pengganti (subsitusi), seperti: Pepsi, RC Cola, 7Up dan lain-lain. Oleh karenanya strategi yang dapat diterapkan antara lain: berupa penerapan harga yang terjangkau serta kualitas produk (maintain or even better). Selain itu, inovasi produk tetap difokuskan pada produk-produk minuman berkarbonasi agar Coca-Cola tidak kehilangan identitasnya market leader produk minuman berkarbonasi.
3.2.4.Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)
Kemmapuan pembeli dalam mengurangi harga juga memiliki efek yang sangat besar terhadap kemampuan industri secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan. Tekanan pembelian merefleksikan dua hal, yaitu sensitivitas harga dan kekuatan negosiasi konsumen. Kekuatan negosiasi konsumen akan semakin tinggi jika hanya ada sedikit konsumen, banyak supplier, sedikit diferensiasi, dan rendahnya switching cost.
Wilayah operasi dan penjualan produk The Coca-Cola Company mencakup:
·         Afrika
·         Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik
Kesuksesan pada tahun 2006 berasal dari Coca-Cola Zero pada penjualan di Australia dan Thailand.
·         Uni Eropa
Mengalami peningkatan pertumbuhan senilai 6% dari tahun 2005 ke tahun 2006. Faktor-faktor keberhasilan wilayah ini diraih dari kombinasi dari produk-produk baru, pengemasan yang inovatif, dan kolaborasi dengan para konsumen.
·         Amerika Latin
Tiga pasar terbesar Coke diantaranya ialah United States, Mexico, dan Brazil. Portofolio minuman mendapatkan poin 7% pada tahun 2006 dimana perusahaan melihat pada pengembangan garis produk. Fokus Coke di Amerika Latin ialah pada penambahan air, jus, dan minuman olahraga.
·         Amerika Utara
Perusahaan telah mencapai keberhasilan dalam pengimplementasian produk “MyCoke Rewards” yang melibatkan sekitar 3,5 juta subjek yang berpastisipasi, dimana lebih baik dari 1,5 juta penghargaan yang dinyatakan. Coke menerapkan uji pemasaran kopi/teh dimana Coke menyalurkan via teknologi “Far Coast Brand” dimana merupakan konsep toko yang pertama kali dibuka di Toronto, Kanada pada tahun 2006.
·         Asia Utara, Eurasia, dan Timur Tengah
Coke adalah penjual terbaik minuman non-alkohol di Rusia dengan 22% pertumbuhan volum kasus pada tahun 2006. Memberikan pelayanan yang prima untuk mempertahankan pelanggan serta menarik pelanggan baru merupakan salah satu cara yang harus dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan promosi dengan memberikan hadiah untuk pembelian produk tertentu (pada nilai penjualan tertentu) atau dapat dilakukan dengan mengadakan event yang menarik.
3.2.5. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (Supplier)
Penyuplai dapat membatasi keuntungan pasar jika mereka dapat mengendalikan biaya input lebih cepat daripada pelanggan pasar. Kekuatan penyuplai akan lebih tinggi jika hanya ada sedikit penyuplai, memiliki produk yang unik dan merek yang kuat, biaya switching tinggi, penyuplai dapat mengancam integrasi dan banyaknya konsumen dalam skala kecil dengan kekuatan negosiasi yang lemah.
Setiap proses produksi sebuah perusahaan memerlukan sebuah input yang berupa bahan baku, atau bahkan tenaga kerja yang disalurkan oleh para suppliers. Oleh karena itu perusahaan harus selalu menjaga hubungan yang baik dengan para suppliers, salah satunya dengan cara pembayaran tepat waktu agar bahan baku dapat terpenuhi.
Salah satu cara perusahaan meminimalisasi posisi tawar supplier adalah dengan melakukan “bottling investment” pada suatu wilayah penjualan yang menunjukkan kinerja yang baik pada tahun terakhir. Sebagai contoh, Coca-Cola telah memfokuskan pada desain “road to market” dan optimisasi pada infrastruktur operasi bottling di India.
Menurut Porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang ketat perusahaan harus memilih prinsip bisnis, harga yang tinggi atau produk dengan biaya yang rendah, dan bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip tersebut, maka Porter menyatakan ada tiga Strategi Generik, yaitu Differentiation, Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter, strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda-beda dan dalam berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya digunakan oleh perusahaan dalam bersaing, yaitu spesialisasi, identifikasi merek, dorongan vs tarikan, seleksi saluran, mutu produk, kepeloporan teknologis, integrasi vertikal, posisi biaya, layanan, kebijakan harga, leverage, hubungan dengan perusahaan induk, hubungan dengan pemerintah.
BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam perusahaan atau organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan atau organisasi. 
4.1. Sumber daya
Tiga sumber daya dasar, yaitu: aset yang terlihat, aset tak terlihat, dan kapabilitas organisasi. Karakteristik sumber daya yang berharga yaitu menambah nilai (value), langka (rare), sukar ditiru (hard to imitate), dan kemampuan dalam memanfaatkan (ability to exploit).
Di perusahaan Coca Cola Company sendiri mempunyai sumber daya yang sangat bagus ini terbukti dari keberhasilan Coca Coca Company meskipun sudah lebih dari 1 abad.
4.2. Kapabilitas
Kapabilitas dapat diartikan sebagai kapasitas perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang diintegrasikan dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kapabilitas ‘memampukan’ perusahaan untuk menciptakan dan mengeksploitasi peluang-peluang eksternal serta mengembangkan keunggulan yang berdaya tahan. Kapabilitas inti dapat didefinisikan juga sebagai faktor penentu keberhasilan jangka panjang, atau sebagai rantai nilai, termasuk primer dan mendukung kegiatan yang menciptakan nilai pelanggan.
4.3. Kompetensi Inti
Kompetensi inti adalah suatu kumpulan yang terintegrasi dari serangkaian keahlian dan teknologi yang merupakan akumulasi pembelajaran, yang memberikan manfaat bagi keberhasilan bersaing suatu bisnis (Prahalad dan Hamel, 1990). Markides dan Williamson (1994) mendefinisikan kompetensi inti sebagai kolam pengalaman (pool of experience), pengetahuan, dan sistem yang dapat bertindak bersama-sama sebagai katalis untuk menciptakan dan mengumpulkan aset strategis baru. Sementara itu, Teece et al. (1997) menyimpulkan bahwa kompetensi inti harus berasal dari memeriksa produk dan jasa berbagai perusahaan (dan pesaingnya). Nilai kompetensi inti dapat ditingkatkan dengan menggabungkan produk dan jasa dengan aset komplementer yang sesuai. Pada bagian lain, Shieh dan Wang (2007) berpendapat bahwa kompetensi inti merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan lebih berhasil dari para pesaingnya dan yang dibutuhkan oleh pasar. Secara khusus, kompetensi dari suatu perusahaan adalah kombinasi sumber daya yang unggul dalam persaingan di seluruh strategi korporasi.
4.4. Strategi Bauran Produk :
4.4.1. Penambahan Lini Produk Baru
Perkembangan masyarakat yang semakin cepat mengakibatkan kebutuhan konsumen semakin banyak serta konsumen menginginkan konsumsi berbagai kebutuhan pokok secara instant. Hal tersebut kemudian di manfaatkan oleh Coca-Cola Company sebagai sebuah sarana untuk menciptakan produk-produk baru guna memenuhi kebutuhan konsumen. Beberapa produk yang dihasilkan Coca-Cola pada mulanya dikonsentrasikan untuk memproduksi minuman-minuman bersoda kola. Tetapi seiring berjalannya waktu, Coca-Cola kemudian menciptakan produk-produk baru dengan jenis yang berbeda sesuai dengan kebutuhan serta keinginan pasar. Produk-produk yang dihasilkan Coca-Cola Company adalah minuman sari buah, Jus buah, minuman olah raga, minuman berenergi, susu serta teh.
4.4.2.      Mengubah Prioritas Lini
Salah satu lini produk yang paling dikenal dari Coca-Cola Company adalah produk Coca-Cola, Fanta, dan Sprite. Produk-produk tersebut merupakaan produk yang paling besar angka penjualannya diseluruh dunia. Sebagai brand yang telah dikenal luas, maka kegiatan promosi tidak perlu terlalu besar. Sebaliknya, untuk menyeimbangkan penjualan di setiap lini produksi maka perlunya penyeimbangan dalam kegiatan penjualan. Salah setu diantaranya adalah dengan memindahkan beberapa kegiatan promosi pada brand yang sudah besar kepada brand-brand yang kurang dikenal masyarakat luas. Sebagai contoh, produk Minute Maid yang telah beredar di Amerika baru saja diluncurkan di Indonesia. Sebagai salah satu lini produk, maka Coca-Cola kini banyak melakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan Minute Maid kepada konsumen indonesia sehingga kegiatan promosi untuk produk Coca-Cola menjadi agak berkurang. 


4.5. Analisis Lingkungan Operasional
Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga kerja.
a.       Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku. Air merupakan bahan utama dalam industri minuman ringan. Keterbatasan air di beberapa bagian dunia menyebabkan system pemurnian air harus dilakukan sehingga menyebabkan biaya produksi yang dibebankan akan lebih tinggi.
b.      Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah didapat. Bahan utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa tinggi, sejenis gula, untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar sumber domistik. Untuk di luar Amerika Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan lain adalah aspartam, bahan pemanis yang digunakan dalam produk minuman ringan rendah kalori diperoleh dari The Nutra Sweet Company.
BAB V
ANALISIS SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strenght, Weakness, Opportunity, Threat (Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman). Analisis SWOT adalah teknik yang banyak digunakan dalam berbagai manajemen umum dan skenario pemasaran. SWOT dilakukan dengan menganalisa kegiatan organisasi dimulai dari kekuatan dan kelemahan dan kemudian menggunakan ini dan data penelitian eksternal untuk menetapkan peluang dan ancaman yang ada.
5.1. SWOT
5.1.1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan (Strength) yang dimiliki oleh Coca-Cola Company meliputi Brand Image dan Brand  Loyality yang sudah melekat kuat di masyarakat dan terbukti hingga saat ini masih menjadi pemimpin di pasar atau market leader. Formula rahasia produknya juga tidak mudah ditiru oleh para pesaing yang menjadikan produk ini tetap memiliki keunikan tersendiri. Selain itu sistem distribusinya yang telah merambah hampir keseluruh dunia tidak akan mudah untuk dikejar oleh competitor. Produk-produk baru yang terus menerus diluncurkan serta promosi yang gencar semakin memperkokoh posisi The Coca Cola
5.1.2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan untuk setiap bisnis harus baik diminimalkan dan dipantau agar dapat secara efektif mencapai produktivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha mereka. Isu kesehatan mungkin salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh  produk Coca-Cola. Masalah kandungan kalori berlebih yang diantisipasi dengan cara meluncurkan produk sugar free ternyata juga masih mendapat hambatan dari adanya isu kesehatan mengenai pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti. Selain itu produk ini juga belum mulai beralih ke produk ramah lingkungan, sementara mulai banyak minuman ringan yang memakai isu keseahatan dan lingkungan dalam kampanye produk mereka. 
5.1.3. Peluang (Opportunity)
Pertumbuhan sebesar 7,5% yang terjadi pada pasar minuman ringan non  soda dan 8,5% pada air mineral kemasan merupakan peluang yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh Coca-Cola. Hal ini sudah dilakukan dengan produknya yaitu Air mineral Ades dan produk minuman Isotonik. Selain itu menurut data masih banyak pasar di wilayah Asia Tengah dan Afrika yang tingkat konsumsi minuman ringan bersodanya masih rendah. Ini merupakan Blue Ocean bagi pemasaran Coca Cola dimasa depan.
5.1.4. Ancaman (Threat)                  
Kompetitor baik tingkat domestic maupun level International seperti Pepsi dan  Cadbury merupakan ancaman yang patut diwaspadai. Selain itu perubahan paradigma  konsumen yang lebih health conscious serta meningkatnya harga gula, packaging dan  material lainnya merupakan ancaman yang perlu ditanggulangi sedini mungkin.

5.2. Analisis Faktor Eksternal (EFE)
EXTERNAL FACTOR EVALUATION
Faktor
Bobot
Peringkat
Skor Bobot Kekuatan
Opportunity (Peluang)
1
Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan akan meningkat.
0,18
4
0,72
2
Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang.
0,14
3
0,42
3
Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan.
0,14
3
0,42
4
Minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat.
0,18
4
0,72
5
Bahan pendukung utama Coca Cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah didapat.
0,14
3
0,42
Threat (Ancaman)
1
Coca Cola dapat pesaing yang kuat yaitu Pepsi dan Cadburry.
0,09
2
0,18
2
Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer.
0,05
1
0,05
3
Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku.
0,09
2
0,18
Jumlah
1,0
3,11

Berdasarkan analisis tabel EFE diketahui bahwa perusahaan dinilai baik secara eksternal, karena lebih banyak peluang yang dimiliki dibandingkan dengan ancaman yang ada.

5.3. Analisis Faktor Internal (IFE)
INTERNAL FACTOR EVALUATION (IFE)
Faktor
Bobot
Peringkat
Skor Bobot Kekuatan
Strenght (Kekuatan)
1
Brand image yang sudah dikenal masyarakat luas.
0,11
4
0,44
2
Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain.
0,11
4
0,44
3
Memiliki sumberdaya yang besar dan terlatih.
0,08
3
0,24
4
Pelayanan terhadap konsumen dan pelanggan.
0,08
3
0,24
5
Memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
0,08
3
0,24
6
Perkembangan inovasi secara terus-menerus.
0,08
3
0,24
7
Strategi pemasaran yang baik.
0,11
4
0,44
8
Sistem informasi yang memadai.
0,08
3
0,24
9
Kemasan produk yang menarik dan harga yang kompetitif.
0,08
3
0,24
Weakness (Kelemahan)
1
The Coca Cola Company tidak memiliki produk organik.
0,05
2
0,10
2
Sebagian perusahaan beverage lainnya mempunyai kontrak ekslusif seperti dengan Pepsi Company.
0,03
1
0,03
3
Soft drink tidak baik bagi kesehatan.
0,05
2
0,10
4
Ketersediaan bahan baku.
0,03
1
0,03
5
Kebijakan pemerintah.
0,05
2
0,10
Jumlah
1,0
3,39

Berdasarkan analisis tabel IFE diketahui bahwa perusahaan dinilai baik secara internal karena mempunyai lebih banyak keunggulan dibandingkan kelemahannya.

BAB VI
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI
Strategi perusahaan atau organisasi merupakan suatu wilayah kajian yang selalu menarik untuk dicermati. Begitu banyak pendekatan yang dilakukan, mulai dari sangat kuantitatif sampai pada belajar dari pengalaman sukses seseorang atau suatu perusahaan (best practices).
Strategi Utama
6.1.Integration Strategies (Strategi Integrasi)
Tiga jenis strategi, yaitu forward, backward, dan horizontal seringkali disebut sebagai strategi-strategi vertical integration. Namun, tidak jarang yang memaksudkan integrasi vertikal sebagai hanya integrasi forward dan backward saja.
6.1.1.      Forward Integration (Integrasi ke Depan)
Integrasi ke hilir melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham perusahaan) lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel. Salah satu bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba (franchising). Begitu banyak perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk mendistribusikan produknya (barang maupun jasa). Salah satu alasan terbesar hadirnya bentuk waralaba ini adalah realita bahwa model ini sebetulnya merupakan upaya untuk membagi biaya dan peluang kepada banyak pihak. Perhatikan gejala bermunculannya factory outlet yang merupakan salah satu bentuk strategi ini. Dimana Coca Cola dengan perusahaan pembotolan di berbagai negara serta keputusannya untuk membeli perusahaan fastfood. Selain itu coca cola juga menjalin kerjasama dengan hotel, restoran dan cafe di dalam memasarkan produknya.
6.1.2.      Backward Integration (Integrasi Mundur)
Integrasi ke hulu merupakan suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik produsen maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi ini menjadi menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata tidak dapat diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Langkah ini dapat disebut sebagai upaya “mengamankan” jalur pasokan perusahaan terhadap kebutuhan dalam rangka proses produksinya. Seperti halya yang dilakukan coca cola company melakukan akuisisi terhadap perusahaan aujan bottler company di  arab saudi.
6.1.3.      Horizontal Integration (Integrasi Horizontal)
Strategi integrasi ke samping merupakan strategi yang dilakukan dalam bentuk membeli atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pesaing. Salah satu kecenderungan paling signifikan dalam kompetisi perusahaan saat ini adalah meningkatnya upaya untuk melakukan integrasi ke samping sebagai suatu strategi pertumbuhan. Merjer, akusisi, dan pengambilalihan perusahaan yang sedang bersaing memberikan peluang terjadinya skala ekonomi (economies of scale) serta mendorong terjadinya transfer sumber daya dan kompetensi perusahaan. Merger  di antara perusahaan yang tidak bergerak di bidang yang sama merupakan suatu kesalahan. Tetapi merger yang terjadi pada perusahaan yang sedang bersaing langsung (direct competitors) memberikan peluang yang besar untuk menyatukan potensi agar menjadi lebih efektif, efisien, dan kompetitif. Salah satu contoh  pelaksanaan strategi integrasi horisontal yang dilakukan adalah ketika coca cola membeli perusahaan air minum dalam kemasan “Ades”.
6.2.Intensive Strategies (Strategi Intensif)
Kelompok strategi ini disebut sebagai intensive strategies, karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:
6.2.1.      Market Penetration (Penetrasi Pasar)
Strategi penetrasi pasar berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau layanan yang ada saat ini di dalam pasar yang ada saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini umum diterapkan baik sendiri maupun sebagai kombinasi dengan strategi lainnya. Termasuk di dalam penetrasi pasar adalah meningkatan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pembelanjaan iklan, penawaran barang-barang promosi secara ekstensif (besar-besaran), atau peningkatan upaya-upaya publisitas. Aktivitas pemasaran dan promosi yang intensif dari coca cola company ditunjukkan dari iklannya dalam event-event yang berskala global seperti iklan dalam event piala dunia.

6.2.2.      Product Development (Pengembangan Produk)
Pengembangan produk yang berusaha meningkatkan penjualan melalui perbaikan atau modifikasi produk atau layanan yang ada saat ini. Biasanya strategi pengembangan produk tercermin pada biaya penelitan dan pengembangan (Research and Development) yang besar. Pada industri yang berbasis R&D seperti ini, setiap keterlambatan untuk meluncurkan sesuatu yang baru akan berarti perusahaan tersebut berpeluang kehilangan posisi kompetitifnya. Terlihat coca cola dengan berbagai variannya dan ragam produknya.
6.3.Diversification Strategies (Strategi Diversifikasi)
Dari waktu ke waktu semakin sedikit perusahaan yang melakukan diversifikasi usaha, justru karena kompleksitas persoalan yang dimunculkan oleh strategi ini. Suatu kelompok usaha yang bergerak pada sektor yang beragam tentunya sangatlah sulit dikelola. Pada dekade 1960-an dan 1970-an, strategi diversifikasi menjadi populer karena setiap perusahaan berusaha semaksimal mungkin agar tidak tergantung hanya pada satu jenis usaha saja. Tetapi konsep pemikiran tersebut mulai surut sejak dekade 1980-an. Pada prinsipnya kecenderungan baru tersebut dimotori oleh keinginan untuk menjadi lebih baik dan tidak bergerak terlalu jauh dari basis kompetensi utama (core competence) setiap perusahaan.
Namun demikian, hal tersebut bukan berarti strategi diversifikasi sudah benar-benar hilang. Masih cukup banyak pula perusahaan yang berhasil dengan strategi ini.
6.3.1.      Concentric Diversification (Diversifikasi Konsentris)
Diversifikasi terkonsentrasi merupakan suatu strategi yang menghasilkan produk atau layanan baru tetapi berhubungan/terkait dengan yang telah ada. Contoh dari strategi ini adalah coca cola mengeluarkan minuman coca cola teman seru.
6.3.2.      Horizontal Diversification ((Diversifikasi Horizontal)
Jika suatu perusahaan menerapkan strategi yang menambah produk atau layanan baru yang tidak berhubungan/terkait dengan yang telah ada, tetapi ditujukan kepada pasar/ konsumen yang telah ada disebut sebagai diversifikasi horizontal.
6.3.3.      Conglomerate Diversification (Diversifikasi Konglomerat)
Ketika suatu perusahaan menambah suatu produk atau layanan baru yang tidak terkait/ berhubungan dengan yang sekarang ada, maka strategi tersebut disebut sebagai diversifikasi konglomerat. Pada beberapa kasus terjadi bahwa strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan melalui aktivitas memecah perusahaan yang telah dibeli atau menjual kembali salah satu atau lebih devisinya. Coca cola penah melakukan akuisisi perusahaan columbia picture pada thun 1982 yang kemudian dijual pada tahun 1987.
6.4.Defensive Strategies
Pada prinsipnya, strategi defensif ditujukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dari semakin ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian eksternal yang sulit (terkadang tidak mungkin) dikontrol dan diprediksi. Strategi defensif sering pula dikenal sebagai survival strategy, yang cenderung terjadi dalam suasana krisis ekonomi.
6.4.1.      Retrenchment (Penghematan/penciutan)
Strategi penciutan dilakukan ketika organisasi mengelompok kembali melalui reduksi biaya dan aset dalam upaya membalikkan proses penurunan penjualan dan laba perusahaan. Strategi ini terkadang dikenal sebagai strategi turnaround atau reorganizational. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperkokoh keunggulan yang membedakan (distinctive competences) yang dimiliki perusahaan. Pada masa strategi ini dijalankan, operasi perusahaan berjalan dengan sumber daya (terutama dana) yang terbatas dan akan berada pada kondisi penuh tekanan dari berbagai pihak seperti pemilik saham, pegawai, dan media.
Strategi penciutan dapat berbentuk penjualan aset untuk memperoleh dana tunai, pemangkasan lini produk (product line), menutup bisnis yang kurang menguntungkan atau yang tidak termasuk core competence perusahaan, otomasi proses, pengurangan jumlah pegawai, dan penerapan sistem kontrol pengeluaran biaya.
Yang perlu diperhatikan adalah keputusan untuk membangkrutkan diri bisa juga hadir sebagai salah satu bentuk penerapan strategi penciutan ini. Oleh karenanya perlu dicermati hubungan antar perusahaan dalam satu kelompok usaha dan kesehatan keuangan keseluruhan kelompok usaha tersebut dalam kaitan dengan strategi pembangkrutan diri ini.
Coca-Cola Company merupakan perusahaan yang memiliki sekitar 400 buah Merk dagang dengan jumlah produk sekitar 3.000 jenis produk. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang sangat besar bagi sebuah perusahaan minuman. Dengan jumlah yang sangat besar tersebut, maka terjadi beberapa permasalahan berkaitan dengan respon pasar terhadap produk, keadaan penjualan, serta efektifitas produksi. Terdapat beberapa produk Coca-Cola yang memiliki respon pasar yang relatif buruk serta permintaan pasar yang rendah. Oleh karena itu diambil langkah-langkah pengamanan terhadap produk-produk terkait agar tidak mengalami hal serupa, yaitu dengan membuang atau menghentikan produk yang memiliki nilai jual yang rendah karena akan mengakibatkan kerugian apabila diteruskan. Selain faktor-faktor tersebut, terdapat pula faktor kelangkaan bahan-bahan pembuat produk tersebut maka kegiatan produksi menjadi sulit. 
Kegiatan produksi dan promosi dapat dilakukan untuk produk-produk yang memiliki respon besar serta penjualan tinggi. Salah satu contohnya adalah produk Barq’s yang merupakan produk minuman soda dengan rasa root beer. Barq’s telah menghentikan beberapa produksinya yang kurang efektif seperti Barq's Orange Soda , Barq's Lemon-Lime Soda serta Barq's Grape Soda
  
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Coca-Cola merupakan minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran, dan mesin penjual di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca-Cola Company asal Atlanta, Georgia, dan sering disebut Coke saja (merek dagang terdaftar The Coca-Cola Company di Amerika Serikat sejak 27 Maret 1944). Sampai saat ini di tahun 2015 perusahaan The Coca Cola Company sudah ada 1 abad tepatnya 129 tahun. Meskipun banyaknya pesaing yang bermunculan, coca cola tetap mempertahankan kualitasnya agar tetap menjadi minuman bersoda nomor satu di dunia. Dan dahulu yang hanya menjualan 9 gelas dalam sehari, kini menjadi sekitar 1,6 juta setiap harinya.

B.     SARAN
Dalam informasi dinyatakan bahwa Inovasi dan ekspansi Coca Cola Company ini dinilai lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar. Untuk itu saran kami Perusahaan Coca Cola harus lebig tanggap dan mengerti apa yang diinginkan oleh konsumen supaya pelanggan tidak lari keproduk lain yang dapat memenuhi apa yang diinginkan konsumen.
Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum merambah ke sektor lain. Meskipun sudah banyak produk selain coca cola tetapi semunya itu adalah produk minuman maka dari itu bisa juga membuat produk makanan untuk menemani produk minuman tersebut. Karena kami lihat sekarang ini masyarakat suka makan makanan ringan dan juga minuman. Dan itu bisa dimanfaatkan oleh perusahaan Coca Cola Company.

DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep buku 1 edisi 12. 2011. Salemba Empat: Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar