Jumat, 30 Oktober 2015

Daur Hidup SIM

DAUR HIDUP PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Makalah ini sisusun guna memenuhi tugas kelompok mingguan
mata kuliah sistem informasi manajemen

Dosen Pengampu:
Drs. H. Masluri, MM
dan Noor Azis, SE, MM

Disusun oleh :
Kelompok 9 V.C

1.     Fahrul Rosyid                         2012-11-269
2.     Tunggul Bayu Aditama          2012-11-275
3.     Devi Aramita                          2012-11-276
4.     Eka Neta Putri                                    2012-11-277

 



PROGDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam beberapa hal tiap subsistem dalam  Sistem Informasi Berbasis komputer              (Computer based  Information  System  / CBIS )  identik dengan organisme hidup yakni lahir, tumbuh, matang, berfungsi dan mati. Proses evolusi tersebut dinamakan siklus hidup pengembangan sistem (system development  life cycleSDLC). Pengembangan CBIS mengikuti system  development  life cycle,  terdiri dari :Tahap perencanaan, tahap analisis, tahap rancangan, tahap penerapan, tahap penggunaan.Meskipun banyak pihak yang mungkin memberi  masukan  berupa  keahlian  khusus mereka untuk pengembangan sistem Informasi berbasis komputer, tapi pemakai akhirlah yang bertanggung jawab atas siklus hidup sistem. Tanggung jawab untuk mengelola CBIS ditugaskan pada manajer.
Seiring berkembangnya CBIS, manajer merencanakan siklus hidup dan mengatur para spesialis informasi yang terlibat. Setelah penerapan, manajer mengendalikan CBIS untuk memastikan bahwa sistem tersebut terus menyediakan dukungan yang diharapkan. Tanggung jawab keseluruhan manajer dan dukungan tahap demi tahap yang diberikan oleh spesialis informasi.Ketika manajer memilih untuk memanfaatkan dukungan para spesialis informasi, kedua pihak bekerjasama untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah, mengidentifikasi dan mengevaluasi solusi alternative, memilih solusi terbaik, merakit perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai, membuat basis data, dan menjaga kemutakhiran sistem.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Apakah pengertian dari siklus hidup pengembangan system?
2.    Bagaimana langkah-langkah dalam tahapan pengembangan system?

C.    TUJUAN
1.    Memahami dan menjelaskan siklus hidup pengembangan sistem.
2.    Menjelaskan langkah-langkah dalam tahapan pengembangan system.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    SIKLUS  HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle / SDLC) merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut untuk proses pengembangannya. Siklus hidup pengembangan sistem, merupakan proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informal berbasis komputer. SDLC dilakukan dengan pendekatan sistem secara teratur dan dilakukan secara top-down, oleh karenanya sering disebut pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan system (Hanafi, 2011).
Tahap-tahap siklus hidup sistem, empat yang pertama dinamakan siklus hidup pengembangan sistem (system developmentlife cycle - SDLC). Tahap kelima, tahap penggunaannya yang berlangsung sampai waktunya untuk merancang sistem itu kembali. Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analis sistem, pemrograman, dan operasional. Kecenderungan sekarang ditangani oleh tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah.
Setiap pengembang mempunyai strategi yang berlainan, namun demikian, pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat lima tahapan, yaitu:
1.    Tahap Perencanaan  Sistem
Perencanaan sistem merupakan tahap paling awal yang memberikan pedoman dalam melakukan langkah selanjutnya. Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan.Perencanaan sistem dapat terdiri: perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 sampai dengan 2 tahun dan perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun.Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, bila tidak ada dapat juga dilakukan oleh departemen sistem.
2.    Tahap Analisis  Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya. Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci.
3.    Tahap Perancangan Sistem
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem (system design).  Tahap perancangan sistem ini mempunyai  tujuan utama yaitu  untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem; untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Tahap perancangan sistem merupakan tahap penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Sistem berbasis komputer biasanya dalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.
4.    Tahap Implementasi Sistem
Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih, saatnya sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi. Implementasi sistem  merupakan kegiatan untuk memperoleh dan mengintegrasikan sumberdaya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
5.    Tahap Penggunaan Sistem
Pada tahap ini   terdiri dari tiga langkah penggunaan sistem (System Implementation) adalah:
a.    Menggunakan sistem. Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
b.    Audit sistem. Penelitian apakah sistem baru memenuhi kriteria kinerja. Studi ini disebut “penelaahan setelah penerapan” (postimplementation).
c.    Memelihara sistem. Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem. Ada tiga alasan untuk pemeliharaan: memperbaiki kesalahan; menjaga kemutakhiran sistem dan meningkatkan sistem.
B.     REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SIM
Paradigma Terhadap Rekayasa Perangkat Lunak. Menurut Sutanta (2003:128) menyatakan bahwa rekayasa perangkat lunak SIM adalah penerapan dan pemanfaatan prinsip-prinsip rekayasa untuk menghasilkan software yang ekonomis, andal dan bekerja secara efisien pada mesin-mesin yang nyata, dengan elemen-elemennya meliputi :
a.    Metode/Method, bersifat teknis (How to), digunakan meliputi bidang-bidang perencanaan proyek, estimasi, analisis persyaratan, perancangan, coding, pengujian dan pemeliharaan.
b.    Alat/Tool, yang memberikan dukungan otomatis bagi metode.
c.    Prosedur/Procedure, mendefinisikan kapan suatu metode akan digunakan, hasil yang diharapkan, pengendalian untuk menjamin kualitas hasil, dan milestone yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan.

Siklus Klasik/Model Air Terjun
Menurut Sutanta (2003:128-129) mendifinisikan bahwa dalam siklus ini rekayasa perangkat lunak SIM didasarkan siklus konvensional dalam bidang rekayasa lainnya dengan pendekatan sekuensial yang sistematis. Terdapat enam tahapan dalam siklus klasik rekayasa perangkat lunak untuk SIM yaitu:
a.    Analisis dan Rekayasa Sistem, dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang meluas pada lingkup sistem.
b.    Analisis Persyaratan, untuk mengetahui aspek “what”, difokuskan lebih terarah ke software serta banyak melibatkan pemakai dan pengembang SIM.
c.    Perancangan, untuk menerjemahkan persyaratan menjadi suatu bentuk representasi yang dapat dievaluasi kualitas sebelum tahap coding dilakukan.
d.   Coding, merupakan tahap penerjemahan rancangan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti computer.
e.    Pengujian, untuk mengungkapkan dan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang ada sehingga software bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
f.     Pemeliharaan, meliputi kegiatan-kegiatan koreksi kesalahan dan penyesuaian software terhadap perubahan lingkungannya
Phototyping
Menurut Sutanta (2003:130-131) teknik ini baik digunakan jika pemakai belum siap dengan persyaratan software secara lengkap. Phototyping digunakan untuk menunjukkan model software SIM yang dikembangkan, terdiri atas:
a.       Model “Kertas”, diperlukan agar pemakai mengerti tentang interaksi antara pemakai dan software.
b.      Model Kerja, diperlukan untuk mengimplementasikan beberapa fungsi/modul dalam software.
c.       Program, dapat dikembangkan setelah sebagian atau semua fungsi/modul dalam software yang akan digunakan dalam SIM telah diimplementasikan.

Model Spiral
Menurut Sutanta (2003:133) menyatakan model spiral merupakan perbaikan dari rekayasa perangkat lunak meggunakan model air terjun dan teknik prototyping. Rekayasa perangkat lunak SIM menggunakan model spiral terdiri atas empat aktivis utama, yaitu:
a.       Perencanaan, meliputi: penentuan sasaran, alternative solusi dan hambatan.
b.      Analisis resiko, meliputi analysis alternative solusi dan identifikasi resiko.
c.       Perekayasaan, merupakan pengembangan produk pada level berikutnya.
d.      Evaluasi oleh pemakai, diterapkan pada hasil proses perekayasaan.

C.    PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SIM
Aktivitas pertama dalam perancangan perangkat lunak SIM berawal dari model-model informasi yang terdiri dari fungsi, behavior, dan persyaratan-persyaratan lain. Model-model tersebut diperlukan untuk  menyusun:
a.       Rancangan data, yaitu menentukan domain struktur basis data
b.      Rancangan arsitektur, yaitu menentukan hubungan antar komponen-komponen struktur dari program
c.       Prosedur, yaitu menentukan deskripsi prosedur dalam sistem

Dasar perancangan perangkat lunak
1.      Modularitas
Berkaitan dengan arsitekturnya, perangkat lunak terdiri atas komponen-komponen yang disebut modul yang diintegrasikan untuk memenuhi persyaratan yang diinginkan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam prinsip modularitas adalah penyusunan modul dalam arsitektur perangkat lunak harus disusun dengan tepat, tidak berlebihan atau kurang. Arsitektur perangkat lunak berkaitan dengan 2 hal, yaitu:
a.      Struktur hirarkis dari komponen-komponen perangkat lunak/ modul akan menentukan struktur perangkat lunak
b.      Struktur basis data
2.      Cohession
Kohesi dimaksudkan sebagai kekuatan sebuah modul untuk dapat mengerjakan sebuah tugas yang spesifik. Setiap modul dalam perangkat lunak diharapkan memilki kohesi yang tinggi. Spektrum kohesi tidak bersifat linear, yaitu:
a.       Bersifat logic
b.      Bersifat temporer
c.       Bersifat prosedural
d.      Bersifat sekuensial
e.       Dirancang dalam bentuk yang komunikatif
f.       Koinsidental paling rendah
g.      Fungsional paling rendah

D.    IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK SIM
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
1.    Merencanakan Penerapan
Karena hanya tinggal satu tahap pengembangan yang tersisa sebelum sistem baru digunakan, manajer dan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem. Mereka dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2.    Mengumumkan Penerapan
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama pegawai.
3.    Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Keras
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Ketika semua usulan telah diterima dan dianalisis, Komite Pengarah SIM memilih satu pemasok atau lebih. Spesialis informasi memberikan dukungan bagi keputusan ini dengan mempelajari usulan dan membuat rekomendasi. Setelah disetujui, perusahaan melakukan pemesanan.
4.    Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak
Saat perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik awal. Jika perangkat lunak aplikasi jadi ( Prewritten Application Software ) dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras yaitu RFP dan usulan.
5.    Menyiapkan Database
DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data dan ini mencakup persiapan database. Jika perusahaan belum menggunakan sistem manajemen database/ DBMS ( database management system ). DBA akan berperan penting dalam memilih perangkat lunak.
6.    Menyiapkan Fasilitas Fisik
Jika perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Pembangunan fasilitas fisik dapat menjadi tugas berat dan harus dijadwalkan sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.
7.    Mendidik Peserta dan Pemakai
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Pendidikan harus dijadwalkan jauh setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
8.    Masuk ke Sistem Baru
Proses menghentikan penggunaan sistem lama memulai penggunaan sistem baru disebut cutover. Ada 4 pendekatan dasar:
a)    Percontohan ( Pilot ) adalah suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi.
b)   Serentak ( Immediate ) : Pendekatan yang paling sederhana adalah beralih dari sistem lama ke sistem baru pada satu hari tertentu. Namun pendekatan ini hanya layak bagi perusahaan kecil atau sistem kecil karena permasalahan waktu menjadi makin besar saat skala operasi meningkat.
c)    Bertahap ( Phased ) : dalam Cutover bertahap, sistem baru digunakan bagian per bagian pada suatu waktu. Cutover bertahap lebih populer bagi sistem berskala besar.
d)   Paralel ( Parallel ) : Cutover paralel mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh. Pendekatan ini memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi merupakan yang paling mahal karena kedua sumber daya harus dipertahankan.
Cutover menandakan berakhirnya bagian pengembangan dari siklus hidup sistem sehingga sistem dapat dimulai sekarang.

E.     PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK SIM
Perangkat lunak untuk SIM yang telah dikembangkan perlu diuji sebelum digunakan secara penuh dalam system. Umumnya, pengujian lebih bersifat destruktif (merusak) daripada konstruktif (membaiki). Berbeda dengan bidang yang lainnya, hasil pengujian tidak bisa menunjukkan bahwa perangkat lunak bebas dari kesalahan. Yang terjadi adalah, pengujian dikatakan berhasil bila mampu menemukan kesalahan-kesalahan yang tersembunyi dalm perangkat lunak.

Pendekatan dalam Pengujian
Pengujian perangkat lunak dibedakan menjadi dua, yaitu pengujian white box dan pengujian black box.
Pengujian ‘white box’ dilakukan sebagai berikut:
1.      Menguji detil procedural, yaitu mengamati jalur logical yang dibentuk oleh struktur pengendalian program (perulangan dan percabangan)
2.      Bisa mengungkap 100% kesalahan logika yang mungkin muncul dan bersifat exhaustive (melelahkan), karena terjadi ledakan kombinasi dari berbagai modul/program yang besar dan komplek
3.      Dilakukan pada awal tahap pengujian

Aktivitas pengujian white box sebaiknya dilakukan sebagai berikut:
1.      Setiap jalur paling sedikit diuji satu kali
2.      Menguji setiap kondisi percabangan untuk nilai ‘benar’ dan ‘salah’
3.      Menguji perulangan pada batas perulangan dan pada daerah operasionalnya
4.      Menguji struktur data internal untuk memastikan keakuratannya

F.     PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK SIM
Jenis-jenis pemeliharaan perangkat lunak SIM meliputi:
1.    Korektif, yaitu pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi kesalahan atau kerusakan
2.    Adaptif atau produktif, yaitu pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus melalui proses monitoring
3.    Penyempurnaan, yaitu pemeliharaan sebagai hasil dari penemuan perawatan adaptif
4.    Preventif, yaitu pemeliharaan yang dilakukan untuk pencegahan kerusakan

Aktivitas yang perlu dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam perangkat lunak SIM adalah sebagai berikut:
1.      Pelaporan, yaitu melaporkan adanya kesalahan dan spesifikasi perubahan
2.      Aliran event dalam pemeliharaan
3.      Penyeimpanan rekaman-rekaman selama tahap pengembangan dan tahap penggunaan
4.      Evaluasi terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam tahap pemeliharaan, hal ini berguna untuk menentukan biaya perawatan selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA

Sutanta, E. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Graha Ilmu.

Hanafi . 2011 . System development  life cyclesdlc.


1 komentar: