DAUR HIDUP PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Makalah ini sisusun guna
memenuhi tugas kelompok mingguan
mata kuliah sistem informasi
manajemen
Dosen Pengampu:
Drs. H. Masluri, MM
dan Noor Azis, SE, MM
Disusun oleh :
Kelompok 9 V.C
1.
Fahrul Rosyid 2012-11-269
2.
Tunggul Bayu Aditama 2012-11-275
3.
Devi Aramita 2012-11-276
4.
Eka Neta Putri 2012-11-277
PROGDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam beberapa hal tiap subsistem dalam Sistem
Informasi Berbasis komputer
(Computer based Information
System / CBIS ) identik dengan organisme hidup yakni lahir,
tumbuh, matang, berfungsi dan mati. Proses evolusi tersebut dinamakan siklus
hidup pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC). Pengembangan CBIS mengikuti system development
life cycle, terdiri dari :Tahap
perencanaan, tahap analisis, tahap rancangan, tahap penerapan, tahap
penggunaan.Meskipun banyak pihak yang mungkin memberi masukan
berupa keahlian khusus mereka untuk pengembangan sistem
Informasi berbasis komputer, tapi pemakai akhirlah yang bertanggung jawab atas
siklus hidup sistem. Tanggung jawab untuk mengelola CBIS ditugaskan pada
manajer.
Seiring berkembangnya CBIS, manajer merencanakan siklus hidup dan
mengatur para spesialis informasi yang terlibat. Setelah penerapan, manajer
mengendalikan CBIS untuk memastikan bahwa sistem tersebut terus menyediakan
dukungan yang diharapkan. Tanggung jawab keseluruhan manajer dan dukungan tahap
demi tahap yang diberikan oleh spesialis informasi.Ketika manajer memilih untuk
memanfaatkan dukungan para spesialis informasi, kedua pihak bekerjasama untuk
mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah, mengidentifikasi dan mengevaluasi
solusi alternative, memilih solusi terbaik, merakit perangkat keras dan
perangkat lunak yang sesuai, membuat basis data, dan menjaga kemutakhiran
sistem.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah pengertian dari siklus hidup
pengembangan system?
2.
Bagaimana langkah-langkah dalam tahapan
pengembangan system?
C. TUJUAN
1. Memahami
dan menjelaskan siklus hidup pengembangan sistem.
2. Menjelaskan
langkah-langkah dalam tahapan pengembangan system.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Siklus hidup
pengembangan sistem (System Development
Life Cycle / SDLC) merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk
menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut untuk
proses pengembangannya. Siklus hidup
pengembangan sistem, merupakan proses evolusioner yang diikuti dalam
menerapkan sistem atau subsistem informal berbasis komputer. SDLC dilakukan
dengan pendekatan sistem secara teratur dan dilakukan secara top-down, oleh
karenanya sering disebut pendekatan air
terjun (waterfall approach) bagi
pengembangan dan penggunaan system (Hanafi, 2011).
Tahap-tahap siklus
hidup sistem, empat yang pertama dinamakan siklus hidup pengembangan sistem (system
developmentlife cycle - SDLC). Tahap kelima, tahap penggunaannya
yang berlangsung sampai waktunya untuk merancang sistem itu kembali. Siklus
hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu
oleh manajer dari analis sistem, pemrograman, dan operasional. Kecenderungan
sekarang ditangani oleh tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah.
Setiap pengembang
mempunyai strategi yang berlainan, namun demikian, pada dasarnya siklus hidup
pengembangan sistem informasi terdapat lima tahapan, yaitu:
1.
Tahap
Perencanaan Sistem
Perencanaan
sistem merupakan tahap paling awal yang memberikan pedoman dalam melakukan
langkah selanjutnya. Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari
kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk
mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah
diterapkan.Perencanaan sistem dapat
terdiri: perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 sampai dengan 2
tahun dan perencanaan jangka
panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun.Perencanaan sistem biasanya
ditangani oleh staf perencanaan sistem, bila tidak ada dapat juga dilakukan
oleh departemen sistem.
2.
Tahap
Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan
sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan
yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang
kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan
juga kesalahan pada tahap selanjutnya. Langkah-langkah di dalam tahap analisis
sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan
proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem.
Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci.
3.
Tahap
Perancangan Sistem
Setelah
tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan
gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi
analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini
disebut dengan perancangan sistem (system
design). Tahap perancangan sistem ini mempunyai
tujuan utama yaitu untuk
memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem; untuk memberikan gambaran yang jelas
dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik
lainnya yang terlibat. Tahap perancangan sistem merupakan tahap penentuan
proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Sistem berbasis komputer
biasanya dalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.
4.
Tahap
Implementasi Sistem
Setelah
dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan
dipilih, saatnya sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi sistem
merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini
termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket
perangkat lunak aplikasi. Implementasi sistem
merupakan kegiatan untuk memperoleh dan mengintegrasikan sumberdaya
fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
5.
Tahap Penggunaan Sistem
Pada tahap ini
terdiri dari tiga langkah penggunaan sistem (System Implementation) adalah:
a. Menggunakan sistem. Pemakai
menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan.
b. Audit sistem. Penelitian apakah
sistem baru memenuhi kriteria kinerja. Studi ini disebut “penelaahan setelah
penerapan” (postimplementation).
c. Memelihara sistem. Selama manajer
menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan
dukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem. Ada tiga
alasan untuk pemeliharaan: memperbaiki kesalahan; menjaga kemutakhiran sistem
dan meningkatkan sistem.
B. REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SIM
Paradigma
Terhadap Rekayasa Perangkat Lunak. Menurut Sutanta (2003:128) menyatakan bahwa
rekayasa perangkat lunak SIM adalah penerapan dan pemanfaatan prinsip-prinsip
rekayasa untuk menghasilkan software yang ekonomis, andal dan bekerja secara
efisien pada mesin-mesin yang nyata, dengan elemen-elemennya meliputi :
a. Metode/Method,
bersifat teknis (How to), digunakan meliputi bidang-bidang perencanaan proyek,
estimasi, analisis persyaratan, perancangan, coding, pengujian dan
pemeliharaan.
b. Alat/Tool,
yang memberikan dukungan otomatis bagi metode.
c. Prosedur/Procedure,
mendefinisikan kapan suatu metode akan digunakan, hasil yang diharapkan,
pengendalian untuk menjamin kualitas hasil, dan milestone yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi kemajuan.
Siklus Klasik/Model Air Terjun
Menurut
Sutanta (2003:128-129) mendifinisikan bahwa dalam siklus ini rekayasa perangkat
lunak SIM didasarkan siklus konvensional dalam bidang rekayasa lainnya dengan
pendekatan sekuensial yang sistematis. Terdapat enam tahapan dalam siklus
klasik rekayasa perangkat lunak untuk SIM yaitu:
a. Analisis dan Rekayasa Sistem,
dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang meluas pada lingkup sistem.
b. Analisis Persyaratan,
untuk mengetahui aspek “what”, difokuskan lebih terarah ke software serta
banyak melibatkan pemakai dan pengembang SIM.
c. Perancangan,
untuk menerjemahkan persyaratan menjadi suatu bentuk representasi yang dapat
dievaluasi kualitas sebelum tahap coding dilakukan.
d. Coding,
merupakan tahap penerjemahan rancangan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti
computer.
e. Pengujian,
untuk mengungkapkan dan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang ada sehingga
software bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
f. Pemeliharaan,
meliputi kegiatan-kegiatan koreksi kesalahan dan penyesuaian software terhadap
perubahan lingkungannya
Phototyping
Menurut
Sutanta (2003:130-131) teknik ini baik digunakan jika pemakai belum siap dengan
persyaratan software secara lengkap. Phototyping digunakan untuk menunjukkan
model software SIM yang dikembangkan, terdiri atas:
a. Model “Kertas”,
diperlukan agar pemakai mengerti tentang interaksi antara pemakai dan software.
b. Model Kerja,
diperlukan untuk mengimplementasikan beberapa fungsi/modul dalam software.
c. Program,
dapat dikembangkan setelah sebagian atau semua fungsi/modul dalam software yang
akan digunakan dalam SIM telah diimplementasikan.
Model Spiral
Menurut
Sutanta (2003:133) menyatakan model spiral merupakan perbaikan dari rekayasa
perangkat lunak meggunakan model air terjun dan teknik prototyping. Rekayasa
perangkat lunak SIM menggunakan model spiral terdiri atas empat aktivis utama,
yaitu:
a. Perencanaan,
meliputi: penentuan sasaran, alternative solusi dan hambatan.
b. Analisis
resiko, meliputi analysis alternative solusi dan identifikasi resiko.
c. Perekayasaan,
merupakan pengembangan produk pada level berikutnya.
d. Evaluasi
oleh pemakai, diterapkan pada hasil proses perekayasaan.
C.
PERANCANGAN
PERANGKAT LUNAK SIM
Aktivitas
pertama dalam perancangan perangkat lunak SIM berawal dari model-model
informasi yang terdiri dari fungsi, behavior, dan persyaratan-persyaratan lain.
Model-model tersebut diperlukan untuk
menyusun:
a. Rancangan
data, yaitu menentukan domain struktur basis data
b. Rancangan
arsitektur, yaitu menentukan hubungan antar komponen-komponen struktur dari
program
c. Prosedur,
yaitu menentukan deskripsi prosedur dalam sistem
Dasar perancangan perangkat lunak
1. Modularitas
Berkaitan dengan arsitekturnya,
perangkat lunak terdiri atas komponen-komponen yang disebut modul yang
diintegrasikan untuk memenuhi persyaratan yang diinginkan. Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam prinsip modularitas adalah penyusunan modul dalam arsitektur
perangkat lunak harus disusun dengan tepat, tidak berlebihan atau kurang.
Arsitektur perangkat lunak berkaitan dengan 2 hal, yaitu:
a.
Struktur hirarkis dari komponen-komponen
perangkat lunak/ modul akan menentukan struktur perangkat lunak
b.
Struktur basis data
2. Cohession
Kohesi dimaksudkan sebagai kekuatan
sebuah modul untuk dapat mengerjakan sebuah tugas yang spesifik. Setiap modul
dalam perangkat lunak diharapkan memilki kohesi yang tinggi. Spektrum kohesi
tidak bersifat linear, yaitu:
a.
Bersifat logic
b.
Bersifat temporer
c.
Bersifat prosedural
d.
Bersifat sekuensial
e.
Dirancang dalam bentuk yang komunikatif
f.
Koinsidental paling rendah
g.
Fungsional paling rendah
D.
IMPLEMENTASI
PERANGKAT LUNAK SIM
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan
mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu
sistem yang bekerja.
1. Merencanakan Penerapan
Karena
hanya tinggal satu tahap pengembangan yang tersisa sebelum sistem baru
digunakan, manajer dan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yang
diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem. Mereka dapat menggunakan
pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2. Mengumumkan Penerapan
Proyek
penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti pada
penelitian sistem. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan pegawai
mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama pegawai.
3. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat
Keras
Rancangan
sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang
terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Ketika semua usulan telah diterima
dan dianalisis, Komite Pengarah SIM memilih satu pemasok atau lebih. Spesialis
informasi memberikan dukungan bagi keputusan ini dengan mempelajari usulan dan
membuat rekomendasi. Setelah disetujui, perusahaan melakukan pemesanan.
4. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat
Lunak
Saat
perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya,
programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai
titik awal. Jika perangkat lunak aplikasi jadi ( Prewritten Application
Software ) dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti
prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras
yaitu RFP dan usulan.
5.
Menyiapkan Database
DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan
dengan data dan ini mencakup persiapan database. Jika perusahaan belum
menggunakan sistem manajemen database/ DBMS ( database management system ). DBA
akan berperan penting dalam memilih perangkat lunak.
6.
Menyiapkan Fasilitas Fisik
Jika perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai dengan
fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan.
Pembangunan fasilitas fisik dapat menjadi tugas berat dan harus dijadwalkan
sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.
7.
Mendidik Peserta dan Pemakai
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang.
Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Pendidikan harus dijadwalkan jauh
setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai
diterapkan.
8.
Masuk ke Sistem Baru
Proses menghentikan penggunaan sistem lama memulai penggunaan
sistem baru disebut cutover. Ada
4 pendekatan dasar:
a)
Percontohan ( Pilot ) adalah suatu
sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi.
b)
Serentak ( Immediate ) : Pendekatan yang
paling sederhana adalah beralih dari sistem lama ke sistem baru pada satu hari
tertentu. Namun pendekatan ini hanya layak bagi perusahaan kecil atau sistem
kecil karena permasalahan waktu menjadi makin besar saat skala operasi
meningkat.
c)
Bertahap ( Phased ) : dalam Cutover
bertahap, sistem baru digunakan bagian per bagian pada suatu waktu. Cutover
bertahap lebih populer bagi sistem berskala besar.
d)
Paralel ( Parallel ) : Cutover paralel
mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa
secara menyeluruh. Pendekatan ini memberikan pengamanan yang paling baik
terhadap kegagalan tetapi merupakan yang paling mahal karena kedua sumber daya
harus dipertahankan.
Cutover
menandakan berakhirnya bagian pengembangan dari siklus hidup sistem sehingga
sistem dapat dimulai sekarang.
E.
PENGUJIAN
PERANGKAT LUNAK SIM
Perangkat
lunak untuk SIM yang telah dikembangkan perlu diuji sebelum digunakan secara
penuh dalam system. Umumnya, pengujian lebih bersifat destruktif (merusak)
daripada konstruktif (membaiki). Berbeda dengan bidang yang lainnya, hasil
pengujian tidak bisa menunjukkan bahwa perangkat lunak bebas dari kesalahan.
Yang terjadi adalah, pengujian dikatakan berhasil bila mampu menemukan
kesalahan-kesalahan yang tersembunyi dalm perangkat lunak.
Pendekatan dalam Pengujian
Pengujian
perangkat lunak dibedakan menjadi dua, yaitu pengujian white box dan pengujian
black box.
Pengujian
‘white box’ dilakukan sebagai berikut:
1. Menguji
detil procedural, yaitu mengamati jalur logical yang dibentuk oleh struktur
pengendalian program (perulangan dan percabangan)
2. Bisa
mengungkap 100% kesalahan logika yang mungkin muncul dan bersifat exhaustive
(melelahkan), karena terjadi ledakan kombinasi dari berbagai modul/program yang
besar dan komplek
3. Dilakukan
pada awal tahap pengujian
Aktivitas
pengujian white box sebaiknya dilakukan sebagai berikut:
1.
Setiap jalur paling sedikit diuji satu
kali
2.
Menguji setiap kondisi percabangan untuk
nilai ‘benar’ dan ‘salah’
3.
Menguji perulangan pada batas perulangan
dan pada daerah operasionalnya
4.
Menguji struktur data internal untuk
memastikan keakuratannya
F.
PEMELIHARAAN
PERANGKAT LUNAK SIM
Jenis-jenis
pemeliharaan perangkat lunak SIM meliputi:
1. Korektif,
yaitu pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi kesalahan atau kerusakan
2. Adaptif atau produktif,
yaitu pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus melalui proses
monitoring
3. Penyempurnaan,
yaitu pemeliharaan sebagai hasil dari penemuan perawatan adaptif
4. Preventif,
yaitu pemeliharaan yang dilakukan untuk pencegahan kerusakan
Aktivitas
yang perlu dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam perangkat lunak SIM adalah
sebagai berikut:
1. Pelaporan,
yaitu melaporkan adanya kesalahan dan spesifikasi perubahan
2. Aliran
event dalam pemeliharaan
3. Penyeimpanan
rekaman-rekaman selama tahap pengembangan dan tahap penggunaan
4. Evaluasi
terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam tahap pemeliharaan, hal ini
berguna untuk menentukan biaya perawatan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sutanta, E.
2003. Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta: Graha Ilmu.
Hanafi . 2011 .
System development life cycle – sdlc.
http://materi-kuliahku/semester-ii/analisis-dan-perancangan-si/siklus-hidup-pengembangan-sistem-informasi/.,
diakses pada tanggal 29 November 2012
aku ijin copy yah kak
BalasHapusbaby roller bomag