PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK
KEUNGGULAN BERSAING
Makalah
ini sisusun guna memenuhi tugas kelompok mingguan
mata
kuliah sistem informasi manajemen
Dosen Pengampu:
Drs. H. Masluri, MM
dan Noor Azis, SE, MM
Disusun oleh :
Kelompok 9 V.C
1.
Fahrul
Rosyid 2012-11-269
2.
Tunggul
Bayu Aditama 2012-11-275
3.
Devi
Aramita 2012-11-276
4.
Eka Neta Putri 2012-11-277
PROGDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2014
BAB I
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dengar istilah teknologi
informasi. Untuk itu kita harus mengetahui apa definisi dari kata itu yang
begitu populer saat ini. Dalam forum internasional istilah teknologi informasi
mulai dipergunakan secara luas di pertengahan tahun 1980-an. Teknologi ini
merupakan pengembangan dari teknologi komputer yang dipadukan dengan teknologi
telekomunikasi. Definisi dari kata informasi secara internasional telah
disepakati sebagai hasil dari pengolahan data yang secara prinsip memiliki
nilai atau value yang lebih. Komputer merupakan bentuk teknologi informasi
pertama yang dapat melakukan proses pengolahan data menjadi informasi. Dalam
kurun waktu yang kurang lebih sama, kemajuan teknologi telekomunikasi terlihat
sedemikian pesatnya, sehingga mampu membuat dunia jadi serasa lebih kecil
(mereduksi ruang dan waktu/time and space).
Dari keterangan diatas dapat
di simpulkan bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang berhubungan
dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data/informasi
tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu. Dengan demikian komputer merupakan
salah satu produk dalam domain teknologi informasi.
BAB II
Tinjauan
Pustaka
Mengapa Mempelajari
Teknologi Informasi
Setidaknya ada dua alasan
yang mendorong kita harus mengkaji masalah-masalah yang berhubungan dengan
teknologi informasi seperti :
1. Adanya kenyataan bahwa industri
teknologi informasi, kini merupakan industri komersial dunia yang bernilai. Ia juga merupakan industri yang berkembang
paling cepat. Dan merupakan kenyataan, bahwa teknologi informasi telah melakukan transformasi secara
besar-besaran atas kegiatan ekonomi dunia, serta menarik perhatian sebagai fenomena
sosiologi yang sangat penting di abad ini.
sosiologi yang sangat penting di abad ini.
2. Adanya kenyataan bahwa industri
teknologi informasi telah menciptakan banyak kesempatan kerja di berbagai bidang kehidupan.
Peran Teknologi Informasi
Peran Teknologi Informasi
(TI) dalam memacu pertumbuhan ekonomi dunia, paling tidak menyangkut dua sisi.
Sisi pertama adalah mendorong permintaan atas produk-produk TI itu sendiri,
seperti komputer, jaringan Internet dan lain-lain. Sisi kedua adalah memudahkan
transaksi bisnis, terutama bisnis keuangan, di samping juga bisnis-bisnis umum
lainnya. Harapan terhadap TI tentu tidak terbatas pada masalah yang hanya
disebutkan di atas. Derasnya arus informasi diharapkan akan mampu memberi
peluang kepada banyak orang untuk mengakses informasi. Hal ini tentu saja akan
berperan besar dalam meningkatkan kualitas manusia sehingga lebih terpelajar,
terdidik dan bahkan lebih berperadaban. Ini tentu berlaku jika informasi
dipandang sebagai sumber pokok pengetahuan termasuk pengembangan keilmuan serta
peradaban itu sendiri.
Menarik untuk dicatat bahwa
dalam mengakses informasi dengan menggunakan kecanggihan Teknologi Informasi
saat ini, orang dapat mengakses berbagai informasi dari berbagai belahan dunia
sesuai dengan pilihannya. Dalam waktu dekat, pengaksesan ini bahkan cukup
dengan komputer dan kabel TV saja. Beberapa perusahaan bahkan kini mulai
mengembangkan serta memasarkan telepon genggam yang dapat online ke jaringan
internet dan tentu pula mentransfer data ke komputer pribadi, sesuai dengan
maksud atau keperluannya.
Jika dilihat dari sisi di
atas, dunia ke depan ini boleh dikatakan akan menjadi lebih nyaman. Akan tetapi,
pertanyaan yang timbul sekarang, apakah seluruh belahan dunia dapat mencicipi
kecanggihan teknologi informasi ini? Mengingat bahwa tingkat buta huruf di
negara-negara berkembang masih relatif tinggi, maka dunia yang semakin canggih
karena teknologi informasi tampaknya hanya akan berlaku untuk belahan bumi
tertentu saja. Mengingat pula beberapa masalah lain seperti masalah
ketersediaan jaringan telepon, masalah mahalnya biaya untuk memiliki telepon,
masih belum terjangkaunya harga personal computer bagi sebagian penduduk di
negara-negara berkembang.
Permasalahan di atas
tampaknya bukan tidak disadari oleh negara-negara maju. Jepang sebagai negara
maju di Asia, telah menyumbang bagi kemajuan TI, sehingga negara-negara
berkembang di Asia tidak tertinggal dari apa yang disebut sebagai
"Revolusi Teknologi Informasi", atau tidak tergilas roda zaman yang
akan semakin melaju.
Akan tetapi, tertinggal atau
tidaknya, tergilas atau tidaknya sebagian negara atau bangsa oleh revolusi TI,
tentu bukan sepenuhnya merupakan tanggung jawab negara maju, melainkan sebagian
besar adalah tanggungjawab negara-negara berkembang itu sendiri. Jika upaya
keras terus dilakukan oleh pemerintah negara berkembang, harapan negara-negara
berkembang untuk tidak tergilas roda revolusi TI bukanlah tidak ada. Lebih dari
itu, mereka bahkan berpeluang untuk ikut naik serta mengendarai "roda
revolusi" yang sedang berputar. Jepang yang ahli dalam pembuatan
barang-barang manufaktur (termasuk perangkat keras TI), kini telah ditinggal
Korea Selatan dan Taiwan,
terutama dalam pengembangan sarana umum di bidang Internet serta pengembangan
perangkat lunak yang berkaitan dengannya. Singapura dan Malaysia, bahkan akan segera menyusul Jepang,
terutama dalam perangkat lunak dari teknologi informasi.
Situasi di atas tentu saja
jadi bukti tentang terbukanya peluang negara-negara berkembang untuk
memperbaiki nasibnya. Keberhasilan negara-negara berkembang ini tentu pula
sekaligus menyanggah mitos dalam model pembangunan ekonomi yang dipercayai
sebagian orang selama ini, khususnya model flying geese. Yaitu, bahwa Jepang
adalah "angsa terdepan dan memimpin".
Perkembangan Teknologi Informasi
Mesin informasi modern
muncul sejak perang dunia II. Pada saat itu yang difokuskan hanyalah pada data
processing, atau sekedar mengurangi biaya yang berhubungan dengan pekerjaan
juru tulis dan jumlah pekerjaannya. Pada awalnya komputer memproses transaksi
bisnis khususnya untuk aplikasi finansial dan kemudian kegunaannya disesuaikan
sejak komputer membantu meningkatkan produktivitas. Karena kemampuan yang meningkat
dalam bidang teknologi maka peralatan komputer semakin inovatif dan berkembang
serta mudah dibawa (mobile) menyebabkan perkembangan komputer semangkin cepat.
Perusahaan-perusahaan mulai mengunakan komputer untuk memproses informasi yang
berhubungan dengan pemasaran produk, pengawasan persediaan dan fungsi bisnis
lainnya. Akibat dari kemajuan ini adalah menghemat biaya bagi setiap perusahaan
maupun user dalam hal memanfaatkan teknologi informasi.
Dengan di temukan berbagai
macam teknologi yang mendukung menyebabkan perkembangan teknologi informasi
demikian pesat, dimana setiap informasi yang ada didunia ini dapat kita
dapatkan dengan waktu yang relatif singkat. Diyakini bahwa teknologi informasi
akan menjadi motor utama dan vital dalam pertumbuhan ekonomi dunia ke depan.
Teknologi informasi juga dipandang sebagai hal yang amat vital dalam perluasan
kesempatan belajar serta perolehan informasi masyarakat di dunia. Kegagalan
negara-negara berkembang dalam mengikuti akselerasi teknologi informasi, akan
membuat mereka tidak mempunyai kesempatan berpartisipasi penuh di dalam
masyarakat informasi dan masyarakat ekonomi dunia
Evolusi Perkembangan Teknologi Informasi
Perkembagan teknologi
infromasi yang sedemikian cepatnya telah membawa dunia memasuki era baru yang
lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Setidak-tidaknya ada empat
era penting sejak ditemukannya komputer sebagai alat pengolah data sampai
dengan era internet saat komputer menjadi senjata utama dalam berkompetisi
dalam dunia global. Setiap era memiliki karakteristik masing-masing, dan secara
langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang erat dengan alam
kompetisi dunia usaha, baik secara makro maupun mikro. Yang harus dipahami, tidak
semua neraga di dunia telah memasuki pemanfaatan komputer yang dicirikan oleh
era keempat selain negara negara maju seperti Amerika Serikat,Jepang,Jerman dan
negara negara besar lainnya.
Empat Era Perkembangan Teknologi Informasi
Tidak dapat disangkal ,
bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih
cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi
informasi. Implementasi internet, e-commerce, EDI dan sebagainya telah
menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi
komputer dan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang
teknologi informasi. Data atau informasi yang pada zaman dahulu harus memakan
waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia ini,
tapi saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Inilah ke-empat era
perkembangan teknologi informasi ditinjau dari segi penggunaannya dari waktu ke
waktu :
1.
Era
Komputerisasi
Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an ketika
minikomputer dan mainframe diperkenalkan kepada perusahaan. Kemampuan komputer
untuk menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan
yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data. Pemakai komputer di masa
ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu, menggunakan komputer jauh lebih efisien (dari
segi waktu dan biaya) dibanding dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk
hal serupa. Pada era tersebut belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian
ketat. Jumlah perusahaan pun masih relatif sedikit. Kebanyakan perusahaan besar
secara tidak langsung memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada pesaing
yang berarti. Hampir semua perusahaan besar yang bergerak dalam bidang
infrastruktur pada saat itu membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan
administrasi. Keperluan organisasi yang paling banyak menyita waktu kompuer
pada saat itu adalah untuk administrasi back office, terutama yang berhubungan
dengan akuntansi dan keuangan. Di pihak lain, kemampuan mainframe untuk
melakukan perhitungan rumit juga dimanfaatkan perusahaan untuk membantu
menyelesaikan problem-problem teknis operasional, seperti simulasi perhitungan
pada industri pertambangan dan manufaktur
2. Era Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan
telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa revolusinya. Di awal
tahun 1970-an, teknologi PC mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti
minikomputer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja
(desktop), seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi
yang telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan
kecepatan minikomputer bahkan mainframe). Kegunaan komputer diperusahaan tidak hanya untuk
meningkatkan efesiensi, tapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja yang
lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era komputerisasi ketika komputer
hanya menajdi “milik pribadi” devisi EDP (Electronic Data Processing)
perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan
kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data
processing (end user computing). Pemakai komputer dikalangan perusahaan semakin
marak, terutama di dukung oleh alam komputerisasi yang telah berubah dari
monopoli menjadi pasar bebas. Secara tidak langsung perusahaan telah
memanfaatkan teknologi komputer secara efisien dan efektif dibandingkan
perusahaan yang sebagian prosesnya masih dikelola secara manual. Pada era
inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang
dapat memberikan keuntungan kompetisi bagi perusahaan, terutama yang bergerak
di bidang pelayanan atau jasa.
3. Era Sistem Informasi
Teori-teori manajemen organisasi secara intensif
mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Teori yang paling banyak dipelajari
dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change management). Pada
hampir semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan pentingnya teknologi
informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh
perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Seperti pada kedua era
sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahaan
yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, karena komputer dan teknologi
informasi merupakan komponen dari sistem tersebut. Kunci keberhasilan
perusahaan di era tahun 1980-an adalah penciptaan dan pengusaaan informasi
secara cepat dan akurat. Beberapa ahli manajemen menekankan bahwa perusahaan
yang menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam
lingkungan makro “regulated free market“. Didalam periode ini, perubahaan
secara filosofi dari perusahaan tradisional menuju perusahaan modern terletak
bagaimana menajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional
melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga
semuanya diukur secara hierarki berdasarkan devisi-devisi atau departemen.
Dalam teori organisasi modern, ketika persaingan bebas telah menyebabkan
customer harus pandai-pandai memilih produk yang beragam dipasar, proses
penciptaan produk atau pelayanan kepada pelanggan merupakan kunci utama kinerja
perusahaan. Keadaan ini sering diasosiasikan dengan istilah manajemen “Market
driven” atau “customer base company” yang pada intinya adalah penilaian kinerja
perusahaan dari kepuasan para pelanggannya. Dan yang sangat jelas dalam format
kompetisi yang baru ini adalah bahwa peranan komputer dan teknologi informasi
yang digabungan dengan komponen lain seperti proses, prosedur, struktur
organisasi, SDM, budaya perusahaan, manajemen dan komponen terkait lainnya
dalam membentuk sistem informasi yang baik, merupakan salah satu kunci
keberhasilan perusahaan secara strategis. Tidak dapat disangkal lagi bahwa
kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya, dalam
memilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, seorang pelanggan akan mencari
perusahaan yang menjual produk atau jasa tersebut dengan istilah : cheaper
(lebih murah), better (lebih baik) dan faster (lebih cepat). Disinilah peranan
sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif
perusahaan. Oleh karena itu kunci kinerja perusahaan adalah pada proses yang
terjadi baik di dalam perusahaan (back office) maupun yang langsung
bersinggungan dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri pada
penciptaan proses (business process) yang efisien, efektif, dan terkontrol
dengan baik, sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang handal. Tidak heran
bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun 1990-an terlihat banyak
sekali perusahaan yang melakukan BPR (Business Process Reengineering),
restrukturisasi, implementasi ISO-9000, implementasi TQM, Instalasi dan
pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN) dan lain sebagainya.
4. Era Gloibalisasi
Informasi
Ketika sebuah seminar internasional mengenai
internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para praktisi
teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk
memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka
tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi seperti ini. Ibaratnya
mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba
membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk
menemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal
tahun 1990-an, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tidak ada yang dapat menahan lajunya
perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis
batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu
mencegah mengalirnya informasi dari atau keluar negara lain, karena batasan
antar negara tidak dikenal dalam dunia maya. Penerapan teknologi seperti LAN,
WAN, GlobalNet, Internet, Intranet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan
membudaya di masyarakat. Terbukti sangat sulit untuk menentukan perangkat hukum
yang sesuai dengan bukti dan efektif untuk menangkal segala hal yang
berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi. Perusahaan-perusahaan pun
sudah tidak terikat lagi pada batasan fisik. Melalui dunia maya, seseorang
dapat mencari pelanggan di seluruh lapisan masyarakat dunia yang terhubung
dengan jaringan internet. Transaksi-transaksi perdagangan dapat dengan mudah
dilakukan di cyberspace melalui transaksi elektronik dengan pembayaran secara
elektronik pula (electronic payment). Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan
perangkat canggih teknologi informasi telah mengubah mindset manajemen
perusahaan sehingga tidak jarang terjadi perusahaan yang banting stir
menggeluti bidang lain. Bagi negara dunia ketiga atau yang sedang berkembang,
dilema mengenai pemanfaatan teknologi informasi amat terasa. Di satu sisi
banyak perusahaan yang belum siap karena struktur budaya atau SDM-nya,
sementara dipihak lain investasi besar harus dikeluarkan untuk membeli
perangkat teknologi informasi. Tidak memiliki teknologi informasi, berarti
tidak dapat bersaing dengan perusahaan multinasional lainnya, alias harus
gulung tikar.
Lingkungan bisnis yang ada pada saat ini
sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak hanya
sebagai dampak kompetisi yang ketat, namun dipengaruhi juga dengan
faktor-faktor eksternal lainya seperti politik, ekonomi dan sosial budaya yang
secara tidak langsung menghasilkan kebijakan atau peraturan baru yang harus
ditaati perusahaan. Secara operasional , tentu saja fenomena ini sangat
menyulitkan para praktisi teknologi informasi dalam menyusun sistemnya. Tidak
jarang terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus diadakan analisis ulang
terhadap sistem yang akan di bangun. Dengan mencermati keadaan ini, jelas
terlihat kebutuhan baru akan teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan. Para praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan
menghasilakn produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object
Oriented Programming), OODBMS (Object Oriebted Database Management Sistem),
Object Technologi Distributed Object dan sebagainya.
Akhirnya Perubahan Pola Pikir Sebagai Syarat
Akhirnya Perubahan Pola Pikir Sebagai Syarat
Dari keempat era diatas terlihat bagaimana alam
kompetisi dan kemajuan teknologi informasi sejak dipergunakannya komputer dalam
industri sehingga terkait erat satu dengan lainnya sampai pada saat sekarang.
Memasuki babak informasi berarti memasuki dunia dengan teknologi baru,
teknologi informasi. Mempergunakan teknologi informasi seoptimum mungkin
berarti harus mengubah pola pikir. Mengubah pola pikir merupakan hal yang tidak
mudah dilakukan, karena pada dasarnya sebagian masyarakat belum dapat mengikuti
perubahan “people do not like to change”.
--Konsep
keunggulan kompetitif dalam operasional perusahaan--
Dalam mengimplementasikan konsep
e-business, terlihat jelas bahwa meraih keunggulan kompetitif (competitive
advantage) jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankannya. Secara teoritis hal
tersebut dapat dijelaskan karena adanya karakteristik sebagai berikut:
• Pada level operasional, yang
terjadi dalam e-business adalah restrukturisasi dan redistribusi dari bit-bit
digital (digital management), sehingga mudah sekali bagi perusahaan untuk
meniru model bisnis dari perusahaan lain yang telah sukses;
• Berbeda dengan bisnis konvensional dimana biasanya sebuah kantor beroperasi 8 jam sehari, di dalam e-business (internet), perusahaan harus mampu melayani pelanggan selama 7 hari seminggu dan 24 jam sehari, karena jika tidak maka dengan mudah kompetitor akan mudah menyaingi perusahaan terkait;
• Berbeda dengan bisnis konvensional dimana biasanya sebuah kantor beroperasi 8 jam sehari, di dalam e-business (internet), perusahaan harus mampu melayani pelanggan selama 7 hari seminggu dan 24 jam sehari, karena jika tidak maka dengan mudah kompetitor akan mudah menyaingi perusahaan terkait;
• Berjuta-juta individu
(pelanggan) dapat berinteraksi dengan berjuta-juta perusahaan yang terkoneksi
di internet, sehingga sangat mudah bagi mereka untuk pindah-pindah perusahaan
dengan biaya yang sangat murah (rendahnya switching cost);
• Fenomena jejaring (internetworking)
memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat
menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga kontrol kualitas,
harga, dan kecepatan penciptaan sebuah produk atau jasa kerap sangat ditentukan
oleh faktor-faktor luar yang tidak berada di dalam kontrol perusahaan; dan
• Mekanisme perdagangan terbuka
dan pasar bebas (serta teori perfect competition) secara tidak langsung telah
terjadi di dunia internet, sehingga seluruh dampak atau dalil-dalil sehubungan
dengan kondisi market semacam itu berlaku terjadi di dunia maya.
Melihat kenyataan di atas,
perusahaan harus memiliki kriteria-kriteria (critical success factors) dan
ukuran-ukuran (performance indicators) yang dapat dijadikan sebagai barometer
sukses tidaknya perusahaan dalam memiliki dan mempertahankan keunggulun
kompetitif tertentu. Beberapa teori keunggulan kompetitif di dunia maya
menganjurkan agar paling tidak 7 (tujuh) aspek harus menjadi perhatian dari
sebuah perusahaan, yaitu masing-masing:
1. Customer Service
1. Customer Service
2. Price
3. Quality
4. Fulfillment Time
5. Agility
6. Time to Market
7. Market
Reach
Kondisi ketujuh aspek tersebut akan sangat menentukan posisi perusahaan di dalam kancah persaingan di dunia maya.
e-Business
Leadership
Perusahaan
dikatakan memiliki keungguluan kompetitif jika sanggup menjadi pemimpin
(penguasa market share) dibandingkan dengan pesaing lainnya di industri yang
relatif sama. Ditinjau dari aspek kepada pelanggan, perusahaan berhasil
menciptakan sebuah pendekatan baru dan unik di dalam mengelola komunikasi dan
interaksi dengan pelanggannya. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk
mendapatkan sebuah suasana yang kerap diistilahkan dengan “customer intimacy”;
jalinan keakraban antara pelanggan dengan perusahaan sehingga mereka selalu
loyal dengan perusahaan tersebut. Pada kondisi ini pun perusahaan berhasil
menawarkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan perusahaan lain,
tanpa mengorbankan kualitas dan pelayanan kepada pelanggan. Situasi ini akan
berhasil dipertahankan oleh perusahaan jika yang bersangkutan memiliki
mitra-mitra bisnis yang efisien dalam pengelolaan rantai nilai (value chain)
untuk masing-masing proses terkait. Maka tidak heran jika konsep CRM
(CustomerRelationship Management) sedang menjadi primadona saat ini. Disamping
itu, kecepatan penciptaan produk baru (time to market) dan kecepatan
pengirimannya ke tangan pelanggan juga menjadi kriteria utama yang menjadi
bahan pertimbangan posisi perusahaan di dunia persaingan. Semakin cepat
pelanggan dapat memperoleh produk pesanannya, semakin baik. Dan tentu saja
perusahaan akan berhasil mencapai kondisi ini jika manajemen rantai pasokannya
(Supply Chain Management) terkelola secara optimal. Karena di dalam e-business
informasi merupakan bahan baku produksi yang sangat penting, maka konsep JIT
(Just-In Time) sering diberlakukan terhadap sumber daya informasi ini. Faktor
lainnya yang menentukan keunggulan kompetitif sebuah perusahaan adalah
kemampuannya dalam menjangkau pasar dan pelanggan dari berbagai segmen yang ada
(demografis dan geografis). Di sinilah internet dan teknologi informasi
memberikan peranan yang sangat besar.
e-Business Stagnation
Kebalikan
dengan perusahaan e-business yang berhasil menjadi market leader, gagal
mendapatkan keunggulan kompetitif akan berakibat terancamnya keberadaan
perusahaan di dalam arena persaingan. Perusahaan yang tidak berhasil mencari
strategi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif ini biasanya akan berada dalam
posisi stagnasi, yang tentu saja akan sangat berbahaya jika tetap dibiarkan.
Ciri-ciri perusahaan yang berada di dalam situasi ini berawal dari semakin
kecilnya market share yang dikuasai karena banyaknya pelanggan yang
perlahan-lahan meninggalkan perusahaan. Menurunnya kuantitas pelanggan ini
terkadang belum tentu disebabkan karena gagalnya perusahaan dalam meningkatkan
kinerja usahanya, namun dapat juga karena adanya faktor eksternal, seperti
persaingan yang sangat ketat. Sering pula terjadi situasi dimana kualitas
produk yang baik tidak disertai dengan pelayanan yang baik menyebabkan buruknya
persepsi dari pelanggan terhadap perusahaan (yang artinya mengurangi
bahkanmeniadakan keuggulan kompetitif yang dicoba diraih).
Dari
segi total biaya produksi yang berdampak langsung kepada penentuan harga produk
dan jasa, biasanya perusahaan mengalami kesulitan karena adanya fenomena cost
transparency. Dengan terbukanya berbagai jenis informasi bagi semua orang di
internet, pelanggan dapat dengan mudah membandingkan harga produk atau jasa
yang sama dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Dengan kata lain,
sangat sulit bagi sebuah perusahaan dalam menentukan harga yang kompetitif
(sangat sulit untuk mendapatkan margin keuntungan yang tinggi). Demikian pula
dari segi penciptaan produk baru dan pengirimannya ke pihak pelanggan. Pada
keadaan stagnasi, durasi penciptaan produk baru dan pengirimannya biasanya
standar, dalam arti kata sama dengan perusahaan-perusahaan sejenis lainnya,
sehingga dipandang dari sudut pelanggan, perusahaan yang bersangkutan tidak
memiliki hal yang istimewa. Seringkali perusahaan e-business yang berada pada
kondisi ini digambarkan dengan entiti yang “hidup segan, mati tak
hendak”.Diperlukan perubahan yang sangat mendasar dari manajemen puncak untuk
dapat membawa kembali perusahaan ke arena persaingan yang kompetitif (misalnya
dengan cara mengadakan program Business Process Reengineering).
e-Business Followership
Jika di
satu titik ekstrem terdapat perusahaan e-business yang berhasil menjadi leader
sementara di titik ekstrem lainnya terdapat perusahaan e-business yang terancam
bangkrut, terdapat banyak sekali perusahaan (mayoritas) yang berada pada
situasi “nanggung”, artinya yang bersangkutan menempatkan diri sebagai pengikut
dari mereka yang berhasil (follower).
Walaupun
perusahaan yang berada di dalam posisi ini tidak memiliki banyak keunggulan
kompetitif seperti halnya perusahaan leader, namun kualitas produk dan
pelayanannya berada di atas rata-rata yang diharapkan oleh pelanggan.
Perusahaan dalam kategori ini biasanya memiliki produk dengan kualitas yang
sudah baik (memenuhi standar minimum), namun di mata pelanggan kualitasnya
dipandang lebih karena perusahaan memiliki mekanisme pelayanan yang baik
(sehingga pelanggan merasa terpuaskan). Dari sergi harga produk dan jasa pun
perusahaan berhasil menekan total biaya produksi karena tingginya tingkat
efisiensi yang dicapai (karena memanfaatkan teknologi informasi). Perusahaan
juga secara sederhana telah menerapkan konsep knowledge management yang
memungkinkan mereka untuk memperbaiki durasi penciptaan produk baru dan
pengirimannya ke tangan pelanggan. Perusahaan yang memiliki keungguluan
kompetitif yang netral ini biasanya tidak berambisi untuk menguasai pasar,
tetapi cukup untuk tetap amanbertahan di arena persaingan, dan memiliki
pelanggan tetap (captive market) yang melakukan transaksi secara kontinyu.
Targetnya adalah secara perlahan (gradual) perusahaan berhasil meningkatkan
frekuensi dan volume transaksi jual belinya.
--strategic Uses of Information
Technology--
Keberhasilan
atau kegagalan organisasi saat ini sangat kompetitif dan teknologi dunia bisnis
tergantung pada bagaimana mereka mengelola untuk merampingkan arus informasi
antara departemen dan dunia luar. Ini adalah tempat TI datang ke dalam tindakan. Ini berkaitan dengan penerapan teknologi untuk
mengotomatisasi arus informasi dalam sebuah sistem informasi organisasi.
Kerangka peluang strategis memungkinkan para eksekutif untuk mengidentifikasi
peluang untuk penggunaan strategis TI.
Daerah utama yang harus
dipertimbangkan untuk mempelajari dampak TI adalah:
1. 1. DEVELOPING AN INFORMATION TECHNOLOGY STRATEGY AN MENGEMBANGKAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI
Isu seperti Critical Success
Factors, perencanaan dan tenaga kerja TI dianggap. Tenaga kerja sangat penting karena dapat memutuskan
di Strategi menjadi sukses atau tidak.
2. 2. STRATEGIC USE OF INFORMATION TECHNOLOGY PENGGUNAAN STRATEGIS TEKNOLOGI INFORMASI
Ini adalah wilayah luas di
mana banyak muncul isu-isu inti. Pertanyaan seperti berikut:
a. Apakah IT
perlu?
b. Apa
dampaknya TI di dunia bisnis?
c. Kesempatan
apa yang telah TI dibawa ke area bisnis Perseroan?
d. Apakah TI
dari setiap nilai bisnis dipelajari di sini?
Perpaduan yang bersih Strategi TI
dengan Strategi Perusahaan harus tercapai melalui prinsip-prinsip SUIT
2. 3. QUALITY
MANAGEMENT MANAJEMEN KUALITAS
Metode Quality Control,
Audit, strategi yang berbeda yang digunakan dalam TQM dibahas dalam area ini. Seperti
Kualitas tidak dapat dengan mudah dapat didefinisikan, studi tentang Quality
Control dan pemeliharaan patut kita keterlibatan dan kepentingan yang tajam.
TI dapat digunakan untuk
mengembangkan produk atau proses baru atau untuk meningkatkan produk dan proses
yang ada sehingga dapat mencapai keunggulan kompetitif di pasar atau efek
perbaikan signifikan dalam operasi internal. Potensi
alam pentingnya IT bagi sebuah organisasi tergantung pada intensitas informasi
proses dan isi informasi produk. Penggunaan strategis TI dalam sebuah
organisasi diperlukan untuk pembengkokan dari strategi TI ke dalam strategi
perusahaan.
--Membangun Customer Focused
Bisnis--
Strategi
bisnis yang futuristik selalu mengedepankan posisi pelanggan sebagai dimensi
yang lebih tinggi dan berkuasa. Dan marilah kita coba urai beberapa unsur
tersebut.
Layanan terbaik
Layanan
terbaik bukan lahir dari rumusan rapat para manajer dan direktur dari sebuah
perusahaan. Layanan terbaik juga bukan rumusan strategi bisnis yang sudah direncanakan
poada 10 tahun yang lalu sejak awal berdirinnya perusahaan. Namun Layanan
terbaik adalah sejauh mana anda memahami keinginan pelanggan kemaren, saat ini
dan prediksi yang akan dating. Karena di era teknologi informasi ini peluang
berubahnya persepsi pelanggan bisa secepat kilat berbalik arah karena :
- Pesaing yang lebih jeli
mengambil hati pelanggan anda
- Kemunduruan layanan pihak internal perusahaan
- Harga yang lebih menarik
dari pasar umum
- Tawaran sistem pembayaran
yang lebih fleksibel
Layanan yang
baik adalah layanan yang paling sesuai dengan keinginan pelanggan terutama
secara prioritas adalah pelanggan secara kebanyakan atau pelanggan yang masuk
kategori utama/VIP. Saya yakin anda para pebisnis tidak membedakan
pelanggan-pelanggan anda dengan baik untuk mewujudkan bentuk layanan yang lebih
ekslusif untuk pelanggan terbaik.
Mengoptimalkan
SDM yang unggul
SDM
merupakan alat dalam perwujudan strategi bisnis, namun jangan lupa bahwa SDM
anda juga pelanggan internal yang secara hirarki bisa lebih mudah diatur dan
diarahkan dengan kekuatan internal, beda dengan palanggan eksternal yang mudah
diarahkan oleh kecenderungan pasar.
SDM
yang unggul bahwa SDM tersebut sadar betul akan tuntutan dari perusahaan dan
pelanggan saat ini, yang secara umum antara lain:
- SDM memahami keputusan manajemen adalah keputusan
bersama
- SDM memahami Visi Misi
perusahaan dengan baik dan paham mewujudkannya
- SDM menguasai area kerja dan
tuntutan kompetensi area kerja
- SDM mampu mengevaluasi
kelemahan dan kelebihan secara periodik baik indikator perorangan dan
teamwork
- SDM mampu meningkatkan skill
dan kompetensi diri sesuai dengan tuntutan persaingan dari pasar, seiring
dengan perubahan tuntutan pelanggan.
SDM
yang unggul merupakan media bisnis secara internal, termasuk merupakan media
promosi yang persuasif. Namun memperlakukan SDM tidak harus secara nyata
memillah-milaj di depan umum atas klasifikasi gradenya. Cukup apda level yang
strategis, karena unsur SDM yang unggul paham bahwa sesama staf merupakan
pesaing, pesaing yang kolaboratif.
Pemanfaatan
Teknologi yang Kompetitif
Strategi
bisnis yang paham akan perubahan tentu selalu mengaitkan dengan unsur perubahan
yang paling dimensif, yaitu teknologi. Kemampuan menyerap informasi dari
perkembangan teknologi baik unsur perangkat keras maupun perangkat lunak
merupakan wujud dari kepekaan akan nilai-nilai persaingan bisnis dan wujud
strategi bisnis. Misal ketika pergeseran dari mesin fotokopi yang selalu besar
dan berat dengan listrik yang besar beralih bahwa mesin fotokopi bisa menyatu
dengan print dan fax, atau mesin foto kopi portabel yang irit. Sehingga
efisiensi anggaran dan efisiensi waktu dapat mewujudkan kepuasan pelanggan dari
faktor harga yang terjangkau dan layanan yang cepat pula, ini adalah wujud
strategi bisnis yang baik. Contoh dahulu ketika belanja ke supermarket, sang
kasir harus entri kode produk satu2, sekarang cukup dengan barcode, layanan
lebih cepat dan akurat. Pelanggan lebih puas. Atau dahulu pelanggan harus order
dengan Fax, sekarang bisa dengan email atau sms, syukur2 dengan sistem
informasi dengan web, misal pemesanan tiket kereta dan pesawat.
Membangun
kemitraan
Sehebat
apapun strategi bisnis dan sebesar apapun perusahaan harus tetap membangun
hubungan kemitraan baik dengan supplyer, relasi dan pesaing, kenapa? Yang
paling bahaya dalam unsur produksi bukan faktor produk pesaing namun bagaimana
mitra pemasok dapat mendukunng percepatan dan kinerja bidang produksi.Misal
ditengah mendapatkan order yang sangat banyak, sang pemasok bahan baku
mengalihkan ke perusahaan lain. Siapa yang rugi??? Membangun kemitraan juga
dapat dijalin dengan pesaing, contoh adalah adanya ATM bersama antar bank.
Siapa yang untung?Pelanggan bank dan mediator sangat diuntungkan. Kemitraan
dengan pesaing,pelanggan dan mediator.
--Value Chain & Strategic
Informastion System--
untuk lebih memahami
kegiatan melalui suatu perusahaan yang mengembangkan keunggulan kompetitif dan
menciptakan nilai pemegang saham berguna untuk memisahkan system bisnis menjadi
serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai di sebut sebagai value chain.
1985 dalam buku competitive
advantage,Michael porter memperkenalkan model value chain generic yang umunya
untuk berbagai perusahaan.
--Re-engineering Bussiness
Process--
. Dalam ilmu computer dan
manajemen suatu pendekatan yang bertujuan perbaikan dengan cara menaikan
efisiensi dan efektivitas dari proses bisnis yang ada di dalam dan seluruh
organiasi. Kunci untuk bagi organisasi untuk melihat proses bisnis mereka dari
yang bersih persepektif dan menentukan bagaimana mereka dapat membuat proses
ini yang terbaik untuk meningkatkan cara mereka menjalankan bisnis
--Menciptakan Virtual Company--
2.1 Definisi Virtual Company
Virtual company memiliki beberapa definisi yaitu:
1. Suatu organisasi yang hanya menggunakan komputer
dan teknologi komunikasi yang memiliki kemudahan dalam mengatur administrasi
untuk berkomunikasi dengan pihak klien, menggunakan media telepon, fax, email,
internet, IM, danvideoconference yang
tidak dibatasi oleh waktu dan ruang [12];
2. Virtual company adalah gabungan dari E-commerce dan
Internet & World Wide Web[10];
3. Virtual company (VC) adalah salah satu metode yang dapat membuat owner dan manager mengatasi menegement
yang dibutuhkan. VC dilengkapi dengan administrasi, kreatif dan teknikal skill
serta pelayanan yang dapat membantu entrepreneurs dan professionals lebih mudah
mengatur bisnis yang akan dijalankan.[]
Dari beberapa definisi di
atas maka dapat disimpulkan bahwa virtual company yang akan digunakan dalam
topik ini adalah suatu perusahaan yang membuat suatu aplikasi sistem informasi
yang digunakan untuk menjembatani antara perusahaan dan klien secara online.
Virtual Company terdiri dari customer yang saling terintegrasi dan
supplier dalam port bisnis yang masuk ke dalam jaringan bisnis (business bus).
Untuk kepentingan komunikasi dan pelayanan dengan supplier dan customer di
jalur business bus, maka dibuat beberapa businness port pendukung dengan melibatkan pihak ketiga, yaitu
media transportasi, service
financier untuk metoda pembayaran,
chating room dan massaging untuk layanan komunikasi.
2.2 Pendukung Perancangan Virtual Company
Untuk membangun sebuah Virtual Company, ada beberapa komponen yang dapat digunakan [11] , diantaranya :
1.
Email
Hampir semua company
menggunakan email dalam proses komunikasi, kapanpun dan dimanapun.
2.
Sistem
yang otomatis dan mudah digunakan
Menggunakan
suatu apikasi sistem informasi yang bekerja secara otomatis untuk menggantikan
pegawai secara langsung, dengan demikian waktu yang digunakan lebih efisien.
3.
Digital
company
Membuat
elektronik company secara on-line.dengan system online , pegawai dapat bekerja
kapanpun dan dimanapun.
4.
Monitoring
Mempermudah
memonitor apikasi situs web
5.
Infrastruktur
Sarana
infrastruktur akan dibutuhkan untuk menjalankan konsep sebuah VC.
6.
Motivasi
Memotivasai user agar
on-line
7.
user-friendly
Membantu user memahami tools
Selain itu dalam pembentukan virtual company wajib memperhatikan 4 konsep dimensi perusahaan
[8], yaitu:
·Network company
Pengelolaan hubungan melalui
suatu jaringan (komponen: jaringan resource &business bus)
·Customer centric company
Dengan
konsep Mass
Customization, dimana keseluruhan
produksi (barang/jasa layanan) tidak sekedar mempertimbangkan efisiensi
produksi massal, tapi juga mempertimbangkan agar memenuhi kebutuhan individual
pelanggan
·Agile company
Dimana
pengaturan ulang sekumpulan resource dapat dilakukan dengan dinamis sesuai kebutuhan
·Digital company
Digital Company menerapkan konsep kantor virtual,
otomatisasi proses, dan organisasi virtual. Dimana
ketiga konsep tersebut di dikung teknologi komunikasi dan jaringan,
pemrograman, konsep Knowledge Management (KM), konsep Supply Chain Management
(SCM), Customer Relationship Management (CRM), aplikasi Enterprise Resources
Planning (ERP) dan datawarehouse untuk kepentingan pengelolaan dan akses data.
1. Knowledge Management (KM) adalah sebuah konsep yang bergerak di atas
infrastruktur teknologi informasi (Internet & Intranet) yang di fokuskan
untuk menjadi sebuah institusi agar menang dalam kompetisinya karena memiliki
pengetahuan yang lebih baik daripada kompetitor-nya.
2. Customer Relationship Management (CRM) adalah aplikasi yang didesain untuk membantu
suatu organisasi, mengoptimalkan hubungan dengan pelanggannya dan para
supplier-nya, melalui satu atau lebih touch points – seperti call center,
salesperson, distributor, store, branch office, web, e-mail – dengan tujuan
untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggannya.
3. Enterprise Resouces Planning (ERP) adalah sebuah software yang menggabungkan dan
mengotomatisasi data dan beberapa business
process dari suatu perusahaan
atau organisasi.
2.3 Kerangka Kerja Analisis
Pengaturan Topik untuk Virtual Company
Sebelum apa yang ingin
dikemukakan sebagai produk/layanan, maka perlu dipertimbangkan jenis kompetisi
yang akan dijalani perusahaan (“Time-based”, “Hypercompetition”, “High Velocity
Environment”).
Jenis
kompetisi akan mempengaruhi pembobotan pemilihan teknologi dan aplikasi apa
yang akan digunakan untuk menyajikan produk/layanan. Untuk factor waktu,
aplikasi yang bisa menjadi pilihan adalah e-mail, IM, intranet, electronic meeting. Sedangkan untuk faktor jangkauan ruang/area,
teknologi yang bisa menjadi pilihan adalah mobile phone, PDA,Laptop,internet.
Kedua
pilihan teknologi dan aplikasi tersebut akan menjadi dasar bagi Manager dalam
pengambilan keputusan dan bertindak sesuai kebutuhan organisasi dan management.
--Membangun
Knowledge Creating Company--
Membangun Knowledge Creating
Company dibutuhkan poin-poin penting yaitu :
1. Important knowledge in Company
:
- Cara menghadapi persaingan
global.
- Cara menjaga kepuasan pelanggan.
- Cara mengantisipasi dinamika
persaingannya secara tepat melalui pengembangan virtual Lego Factory.
- Cara menghadapi arena
persaiangan dengan film-film yang sedang beredar dengan kualitas box-office,
misalnya Star Wars dan Harry Potter.
- Melaksanakan program
restrukturisasi yang terdiri dari downsizing dan downscoping.
2. Cross cultural interfaces &
Knowledge domain :
- Lego Group mengirimkan produknya
kepada retail-retail kecil yang terdapat di dalam database Lego Group sejak
tahun 1950.
- Penjualan saham Legoland (Taman
Bermain Lego) kepada Blackstone senilai US$450 juta dan penglepasan aset
non-produktif di AS, Korea Selatan, dan Australia merupakan bentuk divestasi Lego dalam kaitannya
dengan program turn around. Divestasi ini menghasilkan efektivitas dan
efisiensi perusahaan yang secara langsung meningkatkan kinerja Lego.
BAB III
Kesimpulan
Keunggulan
Kompetitif Keunggulan kompetitiif dapat dicapai melalui banyak cara, seperti
menyediakan brang dan jasa dengan harga yang murah, menyediakan barang dan jasa
yang lebih baik dari para pesaing, dan memenuhi kebutuhan khusus. Suatu segmen
pasar tertentu.Pada bidang komputer keungulan kompetiti mengacu pada penggunaan
informasi untuk mendapatkan leverage dipasaran. 1. Pandangan Awal tentang
Keunggulan Kompetitif Sejumlah perusahaan telah mendapatkan publikasi yang luas
karena menggunakan informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Beberapa
diantaranya adalah American Airlines dengan sitem pemesanan penerbangan yang
disebut Sabre, American Hospital Supply dengan jaringan EDI (electronic data
inter change), dan McKesson Drug dengan sistem distribusinya yang disebut Economost.
2. Pandangan Luas tentang Keunggulan Kompetitif Suatu cara untuk mencapai nilai
maksimum dari penggunaan informasi sebagai sumber daya kompetitif, pengusahaan
harus membangun IOS menyediakan hubungan dengan seluruh delapan elemen
lingkungan. Semua hubungan informasi harus bhersifat dua arah, kecuali hubungan
dengan pesaing yaitu hanya informasi masuk saja. Manajemen berusaha menimbulkan
arus informasi dari pesaing, tetapi menekan arus pada pesaing.
DAFTAR PUSTAKA
http://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/semester-i/pengantar-sistem-informasi/pemanfaatan-teknologi-informasi-untuk-mencapai-keunggulan-kompetitif/
Terimakasih kak.. tulisannya sangat bermanfaat sekali..
BalasHapusMy blog
My Campus
info yang sangat bagus kak
BalasHapusharga excavator komatsu pc200 baru