Jumat, 30 Oktober 2015

strategi pemasaran "Bola Lampu Philip "



Sejarah perusahaan ini dimulai dari tahun 1891 oleh Gerrard Philips. Philips mulai mencoba untuk memproduksi produk elektronik lainnya mulai dari mesin cukur listrik dan lain sebagainya. Philips Indonesia yang membantu pemasokan produk monitor LED Philips, monitor LCD, headset, video mp3 player, microphone, tape, dan beberapa bentuk lainnya untuk para konsumen yang ada di negara Indonesia. Serta telah menjadi market leader dalam pemasaran produk lampunya.
Gerard Kleisterlee mengatakan bahwa menjiwai pekerjaan adalah faktor penting dalam meraih kesuksesan. Di samping itu, fokus dan kepala dingin juga diperlukan agar lebih bijak dalam hidup. menceritakan strategi marketing yang dia jalankan hingga membuat Phillips menjadi salah satu produsen elektronik konsumen terbesar di dunia.
Dari segi positioning, Sense and Simplicity yang dipilih oleh Gerard menempatkan Phillips menjadi sebuah produk yang tercipta bagi pelanggan yang berselera tinggi dan enak dipandang mata namun sederhana dan mudah untuk digunakan sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi di mata pelanggannya. Dalam menghadapi pasar, Phillips melakukan differensiasi agar produknya mempunyai keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Phillips menciptakan produk yang jauh lebih awet daripada produk-produk lain. Jika produk lain daya hidupnya hanya mampu 300 jam, maka Phillips mampu bertahan hidup hingga 1000 jam.
Product strategy yang dilakukan oleh Phillips adalah dengan menciptakan produk bola lampu yang berkualitas tinggi daripada produk-produk lain. Juga menciptakan beberapa inovasi produk diantaranya pembuat kopi Senseo yang pertama di Belanda, MRI dan juga CT Scan. Dalam mempertahankan produknya, Phillips melakukan price strategy berupa penetapan harga yang sesuai dengan apa yang akan didapatkan oleh pelanggan. Meskipun harga sedikit lebih mahal, tapi Phillips memberikan kualitas yang sangat jauh lebih baik daripada produk pesaingnya.



BAB II
Tentang Produk

http://3.bp.blogspot.com/-DOK03t5i8fY/UpRdTijQvoI/AAAAAAAAAvw/xtADzVFkTZ4/s200/philips.jpg
www.electronicsb2b.com

Sejarah perusahaan ini dimulai dari tahun 1891 oleh Gerrard Philips. Philips mulai mencoba untuk memproduksi produk elektronik lainnya mulai dari mesin cukur listrik dan lain sebagainya. Mesin cukur phiilips ini menjadi salah satu produk yang banyak diminati oleh orang-orang diseluruh dunia. Bahkan produk yang satu ini mampu menjadi salah satu produk unggulan yang pada masa itu.
Sebagai salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia, merk Philips telah banyak dipercaya guna memenuhi kebutuhan elektronik masyarakat. Sayap merk ini juga telah berkembang hingga ke Indonesia, terbukti dengan dibentuknya Philips Indonesia yang membantu pemasokan produk monitor LED Philips, monitor LCD, headset, video mp3 player, microphone, tape, dan beberapa bentuk lainnya untuk para konsumen yang ada di negara ini. Seperti LED Philips misalnya, produk unggulan Philips ini cocok digunakan untuk digabungkan dengan PC Anda. Kualitas gambar yang dihasilkan layar monitor ini sangat jernih.
Dan kini Philips telah menciptakan ribuan produk yang menarik dan tentunya produk tersebut dibuat dengan tujuan membantu aktivitas yang anda lakukan agar menjadi semakin mudah seperti mesin cuci dan mesin penghisap debu. Selain itu, ada pula produk hair stylish seperti hairdryer, mesin cukur, air stylish, dan multi-styler. Beraneka ragamnya produk Phipils ini menunjukan bahwa Philips memang salah satu perusahaan yang berpengalaman dalam dunia elektronik. Produk yang diciptakan oleh merk ini juga terbukti kualitasnya dibandingkan produk dengan merk lainnya. Terlebih harga Philips bisa terbilang cocok dengan fasilitas yang diberikan produk tersebut.


BAB III
Marketing Mix

Dari segi produk Philips juga menerapkan 4 P’s (Product, Promotion, Place, dan Price), yaitu:

a.       Product
Teori tentang "PRODUCT"
Ada banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa tokoh yang membahasas tentang konsumen dan keputusan yang diambil olehnya dalam pemenuhan kebutuhan. Salah satunya adalah teori kepuasan pelanggan (Customer Satifaction) atau sering disebut juga dengan Total Customer Satisfaction yang dikemukakan oleh Barkelay dan Saylor (1994:82). Begitu juga definisi singkat tentang kualitas yang dinyatakan oleh Juran (1993:3) bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan.

Menurut Porter (1996), keunggulan suatu produk agar dapat diterima dan bertahan di pasar ditentukan oleh ciri khas atau keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk lain yang ada di pasar.

O’Conner (1994) menyebutkan bahwa karakteristik kualitas produk yang menentukan kelebihannya dalam pandangan pengguna atau pelanggan.

Philips terus melakukan inovasi pada produknya secara dynamically innovationsdengan merubah produk secara signifikan dari produk yang berimage kolot menjadi produk-produk yang moderen. Dalam memproduksi produk barunya Philips memperhatikan betul sisi relative advantage, complexity, compatibility, trialability agar produknya selalu diterima baik oleh konsumen. Brand Strategyyang dilakukan perusahaan Philips adalah Family/Umbrella Brand dimana semua barang yang diproduksi baik bola lampu, alat rumah tangga sampai alat medis selalu menggunakan satu brand yaitu Philips yang sudah sangat dikenal selama ratusan tahun. Philips menonjolkan sisi modern life style with technology.



b.      Price
Teori tentang "PRICE"

Philip Kotler dan Gary Armstrong (2010), strategi dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya: harga bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis, dll.

Price Strategy yang digunakan Philips adalah skimming price karena harga yang ditawarkan tergolong premium price jika dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Namun, Philips juga menawarkan kualitas dan benefit yang sebanding dengan harga yang ditawarkan sehinga konsumen masih tetap tertarik dan berani membayar.

c.      Place
Teori tentang "PLACE"

Yang paling mendasar dalam strategi placing adalah metode yang paling memungkinkan produk dapat diakses oleh calon pelanggan (Kotler, 1994). Pada kasus produk SPEEDY, manajemen memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada untuk membangun skala ekonomis dibanding jika harus membangun infrastruktur baru.

Menurut Losch, Lokasi penjualan sangat berpengaruh lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin malas membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat pasar.

Philips memiliki jaringan yang luas hingga 60 negara di dunia. Produk ini telah disebarkan di berbagai toko dan mall sehingga konsumen tidak usah bersusah payah mencari produk ini,dan lokasi untuk service pun di dirikan di setiap kota agar konsumen tertarik untuk memakai produk ini karena yang kita ketahui terkadang tidak adanya tempat service dari produk tersebut sehingga konsumen kesulitan untuk berkonsultasi untuk produk tersebut sehingga lamanya pemakaian produk tersebut cukup satu kali saja atau dalam hal kalau rusak tinggal buang saja.Selain itu agen dari produk philips menyediakan jasa berupa selles untuk menawarkan produknya dan apabila ada kendala maka penjual tidak bersusah payah pergi ke tempat service apabila pelanggannya ada yang complain cukup dengan memberikan produk yang complain itu kepada selles dan keterangan terhadap complain atas barang tersebut dan diharapkan menunggu kurang lebih 2 minggu

d.   Promotion
Teori tentang "PROMOTION"

Menurut Philip Kotler (1997 : 153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas(publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan.

Menurut Schoell (1993:424), Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan.

Strategi promosi Philips dilakukan dengan mengkombinasikan unsur-unsur daripromotion mix yaitu personal selling, advertising, sales promotion, publicity and public relation. Misalnya, dengan membuat slogan sense and simplicity, mengadakan exibhition, membuat brosur, membuat iklan di TV dan media lainnya sehingga produknya dapat dengan mudah diingat dan dikenali oleh konsumen. Dalam setiap promosinya Philips selalu menonjolkan sisi kualitas dan aplikasi teknologi modern dalam setiap produknya.



BAB IV
Perancaang Strategi Pemasaran

            Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
Ada sembilan strategi yang dapat dijalankan dalam menghadapi saingan melalui diferensiasi harga dan mutu/kualitas, yaitu:
1)      Kualitas tinggi dan harga tinggi disebut Strategi Premium
2)      Kualitas tinggi dan harga sedang/menengah disebut Strategi Penetrasi
3)      Kualitas tinggi dan harga murah disebut Strategi Superbargain
4)      Kualitas menengah dan harga tinggi disebut Strategi Over Pricing
5)      Kualitas menengah dan harga sedang/menegah disebut Strategi Kualitas/Mutu Rata-rata
6)      Kualitas menegah dan harga murah disebut Strategi Bargain
7)      Kualitas rendah dan harga tinggi disebut Strategi Pukul dan Lari (Hit and Run)
8)      Kualitas rendah dan harga sedang atau menengah disebut Strategi Barang-barang Tiruan/Palsu (Shoddy Goods)
9)      Kualitas rendah dan harga murah disebut Strategi Barang-barang Murah (Cheap Goods)

Dalam hubungan strategi pemasaran secara umum, dapat dibedakan tiga jenis strategi pemasaran yang dapat ditenpuh perusahaan, yaitu:
a)      Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar (Undifferentiated Marketing). Dengan strategi ini, perusahaan menganggap pasar sebagai suatu keseluruhan, sehingga perusahaan hanya memperhatikan kebutuhan konsumen secara umum.
b)      Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar (Differentiated  Marketing). Dengan strategi ini perusahaan hanya kebutuhan beberapa kelompok konsumen tertentu denganproduk tertentu pula.
c)      Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrated Marketing). Dengan strategi ini perusahaan mengkhususkan pemasaran produknya dalam beberapa segmen pasar, dengan pertimbangan keterbatasan sumber daya perusahaan.

Agustina, Nessia. (2012). “Produk Elektronik Philips”. [Online]. Tersedia: http://friksi.wordpress.com/2012/10/29/produk-elektronik-philips/.  Yang direkam: 31 Oktober 2013.
Pricepanda. (2013). “Perkembangan Perusahaan Elektronik Philips dan Produknya”. Tersedia: http://www.pricepanda.co.id/philips/. Yang Direkam: 31 Oktober 2013.
Salam, Mochamad Darda Darus. (2012). “Philips Sense And Simplicity”. [Online]. Tersedia: http://mochamad-darda.blogspot.com/. Yang direkam: 31 Oktober 2013.

Wibowo, Bagus Ramadhan. (2012). “CEO Philips Gerard Kleisterlee”. [Online]. Tersedia: http://bagusjefftesavenes.blogdetik.com/tag/marketing-ceo-philips-gerard-kleisterlee/. Yang direkam pada: 31 Oktober 2013.

Prof. Dr. Sofjan Assauri, MBA, Manajemen Pemasaran, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Jakarta, 2010




Tidak ada komentar:

Posting Komentar