BAB I
Sebuah masyarakat yang maju dan berkembang, pada
dasarnya tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimilikinya. Masyarakat modern yang berkembang pada era
millenium dua ini merupakan masyarakat yang menikmati fasilitas dari sebuah
perkembangan teknologi canggih. Dunia seakan menjadi sempit dengan teknologi,
tidak ada yang mampu disembunyikan pada era modern sekarang ini. Mautidak mau,
setuju tidak setuju kemajuan tekhnologi telah memasuki urat nadi kehidupan
manusia.
Maka saat ini kita lebih mengenal sebagai sebuah era
masyarakat informasi dan tentunya ada masa dimana masyarakat belum mengenal
informasi. Dari hampir semua lini kehidupan manusia dewasa ini telah
menggunakan kecanggihan tekhnologi informasi, baik pada tingkat individual,
kelompok, semua jenis organisasi, pada tingkat negara, dan bahkan dalam
hubungan antar organisasi dan antar negara. Salah satu produk pekembangan
tersebut ialah tumbuhnya disiplin ilmiah baru yang kini dikenal dengan
istilah informatika. Walaupun terbilang masih baru, namun
perkembangannya telah sangat dibutuhkan hampir semua orang, salah satu
kontribusi substansial dan bahkan telah membuka kesadaran pada perbagai pihak
tentang pentingnya informasi sebagai suatu Resource (sumber daya) organisasi
yang strategis.
Tentunya dalam perkembangannya ada suatu proses dalam
masyarakat hingga mencapai sebuah tahapan sebuah sistem informasi yang
sedemikian canggih seperti sekarang ini. Dibawah ini akan dijelaskan tahapan
dan perbandingan perkembangan teknologi informasi di masyarakat :
Masyarakat Pra – Informational
adalah masyarakat yang mengolah informasi secara “ traditional
“ dalam arti tidak menggunakan sarana yang bermuatan tekhnologi tinggi atau
bisa dikatakan “manual sistem “
Masyarakat Informational
adalah masyarakat yang mengolah berbagai komponen
penanganan informasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi atau bisa
dikatakan “ Computerisasi sistem “.
BAB II
1. Sistem –
Sistem Informasi di Fungsi – fungsi Organisasi.
Sistem – sistem informasi dapat diterapkan secara
internal dan eksternal perusahaan. Secara eksternal, sistem informasi yang ada
ditarik keluar menjangkau pelanggan. Secara internal, sistem informasi dapat
diterapkan di dalam fungsi – fungsi organisasi atau tingkatan – tingkatan
organisai. Sistem – sistem informasi yang diterapkan di fungsi – fungsi
organisasi adalah :
1. Sistem
Informasi Akuntansi.
2. Sistem
Informasi Pemsaran.
3. Sistem
Informasi Sumber Daya Manusia.
4. Sistem
Informasi Produksi.
5. Sistem
Informasi Keuangan.
Sistem informasi manajemen dapat digunakan untuk
mendukung kegiatan – kegiatan yang ada di fungsi – fungsi bisnis. Fungsi –
fungsi bisnis diantaranya meliputi area akuntansi, produksi, pemasaran,
keuangan, sumber daya manusia. Sistem – sistem informasi fungsional atau sistem
– sistem bisnis yang terdiri dari sistem informasi pemasaran, sistem informasi
produksi, sistem informasi sumber daya manusia, sistem informasi akuntansi dan
sistem informasi keuangan. Yang dijelaskan sebagai berikut :
Penjelasan:
§ Sistem
informasi akuntansi adalah sistem informasi yang merekam dan
melaporkan transaksi bisnis aliran dana dalam organisasi dan menghasilkan
laporan keuangan.
§ Sistem
informasi pemasaran adalah sistem informasi yang mendukung
perencanaan, control dan pemprosesan transaksi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan aktivitas pemasaran, seperti manajemen penjualan produksi.
§ Sistem
informasi produksi adalah sistem informasi yang mendukung
perencanaan, control dan penyelesaian manufacture hasil produksi penjualan.
§ Sistem
informasi sumber daya manusia adalah sistem informasi yang
mendukung aktivitas informasi seperti perekrutan, seleksi dan penerimaan,
penetapan dan penilaian performa, serta pelatihan dan pengembangan.
§ Sistem
informasi keuangan adalah sistem informasi yang mendukung manajemen
keuangan dan mengatur bisnis serta alokasi dan control terhadap sumber daya.
§ Sistem Informasi
Akuntansi.
Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang menyediakan
cara untuk meringkas dalam bentuk keuangan kepada para pemakainya. Sistem
informasi akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai sistem yang dapat merubah
data transaksi bisnis dalam operasi keuangan.
Sistem informasi kuntansi memiliki 3
tujuan, yaitu :
1. Untuk
mendukung operasi sehari – hari.
2. Mendukung
pengambilan keputusan manajemen.
3. Untuk
emmenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung jawaban.
Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa sistem –
sistem bagian yang berupa siklus – siklus yaitu :
4. Siklus
pendapatan.
5. Siklus pengeluaran
cash.
6. Siklus
konversi.
7. Siklus
sumber daya manusia.
8. Siklus buku
besar keuangan.
§ Sistem
informasi pemasaran.
Merupakan sistem yang diterapkan ke
dalam fungsi pemasaran. Sistem informasi pemasaran memiliki 6 komponen sistem
informasi, secara umum, yaitu :
1. Komponen
input.
2. Komponen
model.
3. Komponen
output.
4. Komponen
basis data.
5. Komponen
teknologi.
6. Komponen
control.
Komponen
berikutnya adalah tentang data pemasaran. Komponen model berupa model
pemasaran, bisnis datanya merupakan basis data pemasaran dan ouputnya adalah
laporan – laporan berisi informasi pemasaran. Komponen – komponen teknologi dan
teknologi control bersifat umum.
§ Sistem
informasi produksi.
Terdiri dari dua macam sistem informasi fisik dan
sistem informasinya. Sistem produksi fisik merupakan sistem fisik untuk
mengendalikan alat – alat produksi. Sistem ini disebut juga dengan nama sistem
pengendalian produksi. Sistem komputer banyak digunakan untuk membantu dalam
perancangan produk, membuat hasil produk.
§ Sistem
informasi sumber daya manusia.
Adalah merupakan sistem informasi untuk membantu
manajer – manajer di fungsi sumber daya manusia. Fungsi ini dulunya bernama
fungsi atau departemen personalia dan sekarang diubah namanya menjadi fungsi
sumber daya manusia. Bahwa manusia adalah sumber daya yang sangat penting.
§ Sistem
informasi keuangan.
Sistem informasi keuangan adalah sistem informasi
untuk mendukung manajer – manajer di fungsi keuangan. Input keungan ini ada
data keuangan.
Aplikasi Sistem Informasi di Level – Level Organisasi.
Manajemen dapat dibagi menjadi 3 level yaitu level
bawah (level operasional), level menengah (level taktik), level atas (level
strategik). Karena setiap level manajemen melakukan kegiatan yang berbeda,
mereka juga membutuhkan informasi yang berbeda. Karena informasi yang
dibutuhkan berbeda maka sistem informasi yang digunakan juga berbeda. Sistem –
sistem informasi di level operasi mendukung manajer operasi untuk melakukan
kegiatannya. Tujuan utama dari sistem informasi di level ini adalah untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan rutin untuk keperluan mengontrol arus dari transaksi
yang terjadi di organisasi. sistem informasi semacam ini yang berbasasis
disebut TPS (Transation Process Systems) dan PCS (Process Control Systems). TPS
dan PCS ini termasuk sistem – sistem informasi produk di level bawah. Sistem –
sistem informasi di level menengah berfungsi sebagai pengendalian manajemen
yang sifatnya setengah terstruktur. Sistem informasi di tingkat atas digunakan
dalam strategic dan permasalahan.
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) didefinisikan
sebagai suatu sistem informasi untuk membantu manajer level menengah untuk
pengambilan keputusan setengah terstruktur, supaya lebih efektif dengan
menggunakan model – model yang teranalisis. Tujuan dari sistem penunjang
keputusan (SPK) adalah sebagai berikut :
1.
Membantu manajer mengambil keputusan
setengah terstruktur yang dihadapi manajer level menengah.
2.
Membantu atau mendukung manajer
mengambil keputusan bukan menggantikannya.
3.
Meningkatkan efektivitas keputusan manajemen
bukan untuk meningkatkan efisiensi, walaupun waktu manajer penting atau
efektivitas merupakan tujuan utama SPK.
Komponen
penunjang sistem keputusan mempunyai 3 komponen utama, yaitu :
a.
Dialog Manajemen.
b.
Model Manajemen.
c.
Data Manajemen.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Sistem
Informasi Sumber Daya Manusia (HRIS) adalah sebuah sistem berbasis komputer
yang berfungsi mengatur, menganalisa dan mengelola sumber daya manusia sehingga
diperoleh informasi yang tepat guna pengambilan keputusan. Dalam kegiatannya,
HRIS mengelola dan menjalankan sistem administrasi SDM mulai dari perekrutan
dan penerimaan, pendidikan dan pelatihan, manajemen data sampai dengan
pemberhentian dan administrasi tunjangan. Sedangkan dalam penerapannya,
terdapat model HRIS yang didalamnya meliputi subsistem input (berupa SIA,
Penelitian SDM dan Intelijen SDM), serta Output (berupa Subsistem Perencanaan
Kerja, Perekrutan, Manajemen Angkatan Kerja, Tunjangan, Benefit dan Pelapor
Lingkungan.
Dalam
pelaksanaanya, kegiatan HRIS dilakukan oleh HRD (Human Resources Departement)
yaitu mengelola tentang Seleksi dan Rekrutmen, Pelatihan dan Pengembangan,
Compensation and Benefit, Manajemen Kinerja, Perencanaan Karir, Hubungan
Karyawan, Separation Management, dan Personnel Administration and HRIS.
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto. Sistem Teknologi
Informasi. Andi, Yogyakarta :249 – 257.
Cornelius, Nelarine. 2005: 253-5.
Information Technology in support of HRM.
Raymond Mc Leod,Jr. Sistem Informasi
Manajemen. PT Prenhallindo, Jakarta: 523 – 543.
http://vellyajah.blogspot.com/2008/09/sistem-informasi-sumber-daya-manusia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_manajemen_sumber_daya_manusia
http://yodisetyawan.wordpress.com/2008/05/02/sistem-informasi-sumber-daya-manusia.
http://www.scribd.com/doc/7260344/kuliah-11
lengkap sekali infonya kak
BalasHapusexcavator indonesia