BAB
I
SEJARAH
DAN PROFIL PERUSAHAAN
1.1.PROFIL
PERUSAHAAN
Sekarang ini
perkembaangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya
industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian,
kebutuhan akan faktor-faktor produksi menjadi bertambah banyak.
Rasa
menyegarkan Coca Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton,
seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang
pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca Cola.
Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca Cola
karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan.
Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan
lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Upaya
mengiklankan merek Coca Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata
Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca Cola dengan kata-kata
berikut: "Mintalah Coca Cola sesuai namanya secara lengkap, nama sebutan
hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen
tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti
selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan
periklanan yang sama dengan Coca Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi
merek dagang terdaftar.
Jenis-jenis
Coca Cola:
- New Coke
(Baru)
- Diet Coke
(Tanpa gula)
- Coca-Cola C2
- Coca-Cola
Zero (Penuh rasa, tanpa gula)
- Cherry Coke
(Rasa buah ceri)
- Vanilla Coke
(Rasa vanilli)
- Coca-Cola
with Lime (Jeruk
nipis)
- Raspberry
Coke (Rasa frambus)
The Coca-Cola
Company juga telah memperkenalkan beberapa minuman kola lainnya dibawah
merek Coke. Yang paling terkenal adalah Diet Coke, yang telah
menjadi kola diet utama. Selain itu, ada
juga Caffeine free Coke, Cherry Coke, Coke ZERO, Vanilla
Coke, dan edisi khusus lainnya dengan lemon, jeruk
limau, dan bahkan kopi.
1.2.SEJARAH
PERJALANAN BISNIS COCA COLA
Usia Coca Cola sudah lebih dari satu
abad. Sejak pertama ditemukan pada tahun 1886 sampai saat ini Coca Cola sudah
menjelma dari minuman ringan menjadi minuman penting di seluruh dunia. Dari
usia yang sangat tua itu, sejarah bisnis Coca Cola telah memberikan
banyak sekali pelajaran bisnis hingga akhirnya meraih kondisi saat ini yang
bisa dibilang sangat sukses.
1.2.1.
Lebih
dari Satu Abad yang Lalu di Atlanta : Sejarah Bisnis Coca Cola Dimulai
Berbarengan dengan
pembangunan patung Liberty di tahun 1886, di lokasi berbeda John
Pemberton seorang ahli farmasi dari Atlanta terinspirasi oleh suatu rasa
penasaran. Ia menemukan suatu wewangian aneh dari sebuah cairan berwarna
Karamel. Setelah melakukan observasi ia membawa cairan temuannya itu ke tempat
Farmasi Lainnya, Jacob’s Pharmacy. Cairan yang sudah diobservasi tadi dicampur
dengan air berkarbonasi dan diujicobakan kepada pelanggan yang setuju
mencobanya secara sukarela. Singkat kata, rasa minuman yang diciptakan belum
pernah ada waktu itu, sangat spesial. Tanpa berpikir panjang Jacob’s Pharmacy
mulai menjual minuman baru itu dengan harga 5 sen per gelasnya.
Karyawan bagian
pembukuan yang bekerja di bawah Pemberton memberi nama cairan itu Coca Cola dan
menuliskannya dalam catatan khusus. Di tahun pertamanya, Pemberton hanya
menjual 9 gelas Coca Cola dalam sehari. Mungkin ia tidak pernah menyangka, 100
tahun kemudian perusahaan sekelas Coca Cola memproduksi lebih dari 100 juta
galon minuman soda ini. Inilah awal sejarah bisnis Coca Cola.
Dalam rentang waktu 3 tahun,
antara 1888 sampai 1891, seorang pengusaha Atlanta bernama Asa Griggs Candler
membeli hak bisnis minuman itu seharga $2,300,-. Candler lah yang menjadi
pemimpin pertama Coca Cola, dan orang pertama yang membawa visi ke dalam merk
dan perjalanan bisnis Coca Cola.
1.2.2.
Masa
Bisnis Coca Cola Bersama Candler di Luar Atlanta
Banyak yang mengatakan
bahwa Asa Candler merupakan orang dengan bakat bisnis alami. Ia merubah Coca
Cola dari sebuah penemuan menjadi ladang bisnis. Ia bisa membaca pasar dimana
banyak orang kehausan di luar sana dan ia juga mempunyai metode spektakuler
untuk memperkenalkan penemuan Coca Cola kepada konsumen. Ia mulai membagikan
kupon dan beragam pernak-pernik untuk membuat Coca Cola ada di mana-mana. Di
tahun 1895 Candler telah membangun pabrik minuman di Dallas, Los Angeles dan
Chicago.
Sesuai prediksi,
popularitas Coca Cola mulai menanjak dan masyarakat menginginkan cara baru
dalam mengkonsumsi minuman soda ini. Seorang pengusaha Missisipi, Joseph
Beidenharn adalah orang pertama yang memasukan Coca Cola dalam kemasan botol
pada tahun 1894. Dia kemudian mengirimkan satu lusin botol kepada Candler.
Sayangnya Candler kurang peka waktu itu, sebagai pebisnis berbakat dia tidak
menyangka bahwa Coca Cola kemasan botol akan menjadi
tren mendunia satu abad kemudian. Penampilan kemasan botol memudahkan
konsumen membawa Coca Cola bersama mereka.
Baru lima tahun
kemudian atau tepatnya tahun 1899 Candler tersadar ketika dua pengacara
Chattanooga, Joseph Whitehead dan Benjamin Thomas mengambil alih hak eksklusif
minuman soda dalam kemasan botol dan menjualnya ke konsumen.
1.2.3.
Menjaga
Popularitas Merk Bisnis Coca Cola
Melihat ada pesaing
memanfaatkan situasi, Coca Cola tidak ingin berdiam diri saja. Media
iklan Coca Cola difokuskan untuk menyebarkan slogan komersial kepada
konsumen berupa “Demand the genuine” dan “Accept no Substitute”.
Tidak berhenti dengan
slogan komersial, Coca Cola juga memutuskan untuk menciptakan desain botol yang
memberi kesan melekat kepada Coca Cola. Mereka mengadakan kontes untuk desain
botol itu. Perusahaan Indiana, The Root Glass Company of Terre Haute,
memenangkan kontes dengan ciptaan desain botol yang mudah dikenali dalam
keadaan gelap. Pada tahun 1916, Coca Cola mulai membuat botol unik yang
terkenal. Botol unik itu, yang tetap menjadi kekhasan bentuk botol Coca Cola
sampai sekarang dipilih karena penampilannya yang menarik, desain asli dan
fakta bahwa di dalam ruangan gelap orang bisa mengenali dengan mudah bahwa itu
adalah botol Coca Cola.
Saat negara Amerika
menyambut abad baru, Perusahaan Coca Cola berkembang sangat pesat, bergerak
menuju Kanada, Kuba, Panama, Puerto Rico, Perancis dan negara bagian dalam
wilayah Amerika Serikat. Di tahun 1900, ada dua pabrik pembotolan Coca cola
(cikal bakal Coca Cola Botling Co, kantor cabang bagian distribusi produk Coca
Cola). Dalam rentang 20 tahun, ada sekitar 1000 parbik botol Coca Cola.
1.2.4.
Era
Bisnis Coca Cola Bersama Robert Woodruff
Ayah Robert Woodruff
telah membeli Coca Cola dari Asa Candler pada tahun 1923. Akibatnya, Woodruff
menjadi pemimpin baru Coca Cola. Asa Candler telah berjasa memperkenalkan Coca
Cola kepada masyarakat Amerika Serikat. Di era Woodruff, Coca Cola dipersiapkan
untuk dikenali masyarakat dunia.
Keahlian Woodruff ada
di bidang marketing. Dia melihat berbagai peluang sebagai kesempatan memasarkan
Coca Cola. Ia yang memperkenalkan Coca Cola kepada dunia melalui ajang
Olimpiade tahun 1928 bersama kontingen Amerika Serikat di Olimpiade Amsterdam.
Woodruff terus memberikan inovasi kemasan Coca Cola yang membuat minuman soda
ini semakin mudah dinikmati dimana saja. Perubahan ini membuat Coca Cola bukan
sekedar merk ternama tapi juga bagian dari kehidupan semua orang.
1.2.5.
Sejarah
Bisnis Coca Cola di Perang Dunia ke II
Tahun 1941 Amerika
Serikat terlibat dalam Perang Dunia ke II. Ribuan orang terkena wajib militer
dan pergi ke luar negeri. Coca Cola? Tetap di Amerika Serikat. Woodruff melihat
situasi ini dengan memberi kebijakan bahwa setiap orang berseragam mendapat
satu botol Coca Cola seharga 5 sen di mana pun mereka berada. Pada tahun 1943,
Jenderal Dwight D Eisenhower mengirim pesan kawat kepada Coca Cola meminta
pengiriman 10 perlengkapan untuk pembotolan produk Coca Cola. Selama perang
banyak yang menyukai keberadaan Coca Cola. Saat kondisi damai, pengalaman
melaksanakan pembotolan produk Coca Cola di luar negeri sudah didapatkan.
Visi Woodruff
bahwa Coca Cola yang berada dalam genggaman tangan akan “menggambarkan
semangat” menjadi terwujud mulai pertengahan tahun 1940 sampai 1960. Jumlah
negara yang mengoperasikan pabrik pembotolan Coca Cola berlipat ganda. Situasi
negara Amerika Serikat pasca perang dipenuhi dengan kebahagiaan, optimisme dan
kesejahteraan. Coca Cola telah menjadi bagian dari kesenangan dan gaya hidup
Amerika Serikat. Perubahan positif dalam sejarah bisnis Coca Cola
1.2.6.
Coca
Cola Mulai Menatap Dunia
Setelah sukses selama
kurang lebih 7 tahun dengan satu merk Coca Cola, perusahaan mulai merencanakan
ekspansi produk. Coca cola memutuskan untuk mencoba rasa baru. Fanta
hadir pertama kali tahun 1940-an namun baru diperkenalkan secara luas tahun
1950-an kemudian Sprite mulai mengikuti tahun 1961. Dua lainnya TAB tahun 1963
dan Fresca tahun 1966.
Kehadiran Coca Cola di
seluruh dunia semakin cepat, semakin lama Coca Cola menemukan tempat baru
seperti Kamboja, Paraguay, Macau, Montserrat, Turki dan banyak lagi.
Periklanan Coca Cola
semakin kuat dalam membentuk brand di tahun 1970. Menggambarkan
kesenangan, teman, dan waktu santai. Wajah mendunia Coca Cola sangat melekat
dengan iklan komersial tahun 1971 dimana sekelompok anak muda dari seluruh
dunia berkumpul di puncak bukit di Italia menyanyikan “I’d Like to Buy The
World A Coke”.
1.2.7.
Lahirnya
Versi Sehat Coca Cola : Diet Coke
Tahun 1980-an
masyarakat mulai menyukai segala hal yang menyehatkan. Kondisi ini merubah inovasi
produk di perusahaan Coca Cola. Pada tahun 1981, Roberto C Goizueta menjadi
Diretkur Utama dan CEO Coca Cola. Ia merombak perusahaan dengan sebuah strategi
yang dinamakan “pengambilan resiko yang cerdas”.
Diantara kebijakannya
itu adalah mengatur berbagai kebutuhan pembotolan wilayah Amerika Serikat
menjadi perusahaan baru bernama Coca Cola Enterprise Inc. Ia juga yang membawa
Coca Cola kepada produk baru Diet Coke, sebuah inovasi minuman soda
turunan dari Coca Cola. Dalam 2 tahun, Diet Coke menjadi minuman rendah
kalori nomor satu di dunia. Sebuah kesuksesan yang mengikuti produk minuman
soda Coca Cola. Kebijakan Goizueta lainnya terjadi di tahun 1985, yaitu
pengenalan rasa baru Coca Cola, perubahan pertama setelah 99 tahun.
Di waktu uji coba rasa
kepada konsumen, banyak yang menyukai rasa baru Coca Cola, sehingga disebut
sebut sebagai New Coke. Namun, di dunia pada umumnya masyarakat sudah
terlanjur melekat dengan rasa asli Coca Cola dan meminta ke perusahaan agar
mengembalikan rasa Coca Cola yang asli. Para kritisi mengatakan kebijakan itu
merupakan blunder paling parah di sejarah bisnis Coca Cola. Untungnya
kali ini Coca Cola mendengarkan suara konsumen. Rasa asli Coca Cola kembali
dipasarkan sebagai Coca Cola Classic. Produksi Coca Cola semakin meningkat,
memuncaki persaingan minuman soda yang terus berlanjut sampai saat ini.
1.2.8.
Coca
Cola Yang Semakin Mendunia Melalui Dunia Olah Raga
Era 90-an merupakan
masa pertumbuhan perusahaan Coca Cola. Perusahaan minuman soda ini telah
menjalin hubungan dengan dunia olah raga (sejak jaman Olimpiade) dan semakin
menguat di era ini. Coca Cola aktif menjadi sponsor dalam pertandingan
Olimpiade, Piala Dunia FIFA, Piala Dunia Rugby dan National Basketball
Association. Tahun 1993 adalah perkenalan slogan komersial terkenal “Always
Coca Cola” dan dunia mengenal untuk pertama kalinya Coca Cola Polar Bear.
Pasar baru terbuka saat produk Coca Cola laku di pasar negara Jerman Timur
tahun 1990 dan India tahun 1993.
Produk
keluaran lainnya mulai mengikuti seperti minuman kebugaran Powerade dan
minuman buah Oasis. Merk kerabat Coca Cola terus meluas melalui akusisi
perusahaan terhadap beberapa merk seperti Limca, Maaza dan Tums
Up di India, Barq’s root beer di Amerika Serikat, Inca Kola
di Peru dan Cadbury Schweppes di lebih dari 120 negara dunia. Pada tahun
1997 Coca Cola sudah menjual satu juta sajian per harinya, dan potensi mereka
untuk terus berkembang sangatlah terbuka lebar. Sejarah bisnis Coca Cola
semakin sulit terlupakan di seantero dunia.
1.2.9.
Coca
Cola di Era Milenium sampai Sekarang
Di era milennium
menandakan keinginan Coca Cola untuk terus berkembang di masa mendatang melalui
kebijakan “kerangka berkelanjutan”. Tahun 2009, perusahaan meluncurkan program
“Live Positively” yaitu sebuah komitmen public untuk membuat perubahan
positif di dunia dengan merubah cara bekerja dan hidup sehingga keberlanjutan
adalah bagian dari keseharian masyarakat.
Kebijakan Live
Positively mencakup tujuan untuk menyediakan dan mengaitkan produk minuman
kepada segala macam gaya hidup masyarakat, program hidup sehat, pemberdayaan
komunitas, mengurangi emisi karbon, mendaur ulang sampah rumah tangga,
menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta menciptakan sumber air
berkelanjutan.
Coca Cola terus
berkomitmen mendukung kemajuan dunia olah raga seperti dalam Piala Dunia FIFA
2010 dan Olimpiade London 2012. Tahun 2013 Coca Cola mencapai usia 127 tahun.
Sebuah usia yang panjang untuk ukuran bisnis. Dari pertama ditemukan hanya
berupa sajian 9 gelas sehari Coca Cola telah tumbuh menjadi merk besar dunia
dengan 1,6 juta hidangan minuman tersaji setiap harinya.
BAB II
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
2.1.Pengertian
Visi dan Misi
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang
perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat
dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu
serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut.
Misi adalah pernyataan tentang apa yang
harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi perusahaan
adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan
arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
2.1.Visi,
Misi dan Tujuan The Coca Cola Company
Ä Visi
The Coca Cola Company
Menjadi Perusahaan
produsen minuman terbaik di Asia Tenggara
Ä Misi
The Coca-Cola Company
Memberikan kesegaran kepada pelanggan
dan konsumen kita dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari, setiap hari.
Ä
Tujuan The Coca Cola Company
Ø Sumber
daya manusia
Mengembangkan sumber
daya manusia, menghargai prestasi serta mengikuti apa yang kita lakukan
Ø
Pelanggan
Menang untuk pelanggan dan untuk diri
sendiri
Ø
Inovasi
Selalu mencari cara yang lebih baik
Ø
Keunggulan
Senantiasa melakukan pekerjaan yang
terbaik
Ø
Warga NegaraYang Baik
Melakukan hal yang
benar dari perusahaan masyarakat dan sesama kita diharuskan untuk memelihara
nilai-nilai perusahaan dengan selalu mempertahankan standar dalam berperilaku.
Ø
Sasaran Perusahaan
Awalnya pasar
dipisahkan dalam beberapa segmen produsen memlih 1 atau lebih segmen yang akan
dijadikan sebagai pasar sasaran. Produsen kemudian memproduksi barang dan
mengembangkan semua bauran pemasaran yang dirancang khusus untuk masin-masing
segmen-yang dibidik coca-cola memproduksi fanta kuning bagi konsumen Indonesia
yang menyukai jeruk dengan pengkhususan sasaran atau target pasar produsen
dapat mengembangkan produk yang tepat mampu menyesuaikan harga saluran
distribusi dan promosi bagi masing-masing pasar dengan lebih efisien
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Analisis lingkungan
eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. Ancaman adalah suatu
kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan
untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi dalam
lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis.
3.1.
Analisis Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah suatu lingkungan
dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki
ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya berada di luar dan
terlepas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit dampak
implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi. Namun tetap mampu
mempengaruhi kebijakan strategi dari organisasi perusahaan.
3.1.1. Faktor Ekonomi
Faktor
ekonomi ini meliputi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan hal-hal yang
berkaitan dengan ekonomi secara makro seperti inflasi, kebijakan pemerintah,
dan lain-lain. Namun pada kenyataannya faktor ini akan berkembang dan berimbas
kepada ekonomi mikro yang lebih spesifik. Melihat uraian tersebut, maka faktor
ekonomi suatu negara secara global juga akan mempengaruhi kebijakan perusahaan
dalam menentukan arah dan langkah perusahaan.
Coca-Cola lebih dari
tiga perempat dari keuntungan dan 71% pertumbuhannya diperoleh di luar Amerika
Serikat. Karena itu, perusahaan sangat sensitif terhadap kekuatan dolar. Namun,
krisis global berdampak pada penurunan kinerja, penjualan dan keuntungan Coke
di luar negeri. Di Brazil dan Jepang, dua dari pasar Coke terbesar luar negeri,
rata-rata konsumen hampir tidak memiliki daya beli, karena rendahnya
pertumbuhan ekonomi pada tahun 1998. Di Rusia, di mana Coke telah
menginvestasikan lebih dari $700 juta selama delapan tahun, runtuhnya
perekonomian mengakibatkan kapasitas operasi Coke anjlok sebesar 50%. Krisis
global sangat mempengaruhi penjualan coca-cola di Asia, Rusia dan Amerika Latin
karena penurunan daya beli. Di Brazil, yang merupakan pasar terbesar ketiga,
Coke telah kehilangan lebih dari sepersepuluh dari 54% pangsa pasarnya karena
beralih ke minuman lokal dengan harga lebih murah.
Untuk meminimalisir
eksposur terhadap fluktuasi mata uang, Coca-Cola menggunakan instrument
keuangan derivatif. (Van Horne, 2005)
3.1.2. Faktor Sosial dan Politik
Perkembangan
strata sosial kemasyarakatan disuatu daerah akan mempengaruhi organisasi
perusahaan. Perkembangan politik negara yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi perkembangan ekonomi merupakan faktor yang tidak dapat dipandang
sebelah mata. Organisasi perusahaan akan cenderung mengikuti perkembangan
sosial politik yang terjadi guna antisipasi terhadap berlangsungnya stabilitas
dan kebijakan di dalam organisasi perusahaan.
Faktor
politik yang terjadi di Amerika dan di negara-negara lainnya berpengaruh pada
perkembangan Coca-Cola. Sebagai contoh, ketika Amerika menginvasi Irak, tumbuh
budaya anti Amerika di negara-negara muslim atau yang bersimpati dengan Irak.
Kondisi ini mengakibatkan penjualan Coca Cola sempat terganggu.
3.1.3. Faktor Peraturan dan Undang-undang (Faktor
Hukum)
Kepastian
hukum di dalam suatu negara merupakan momen yang sangat mempengaruhi pelaku
pasar. Kebijakan negara yang dituangkan dalam Peraturan Perundang-Undangan
secara tidak langsung akan menentukan arah strategi perusahaan. Kepastian hukum
merupakan faktor yang tidak bisa ditawar dan pasti akan sangat mempengaruhi
sebuah perusahaan.
Coca-Cola
juga sempat terhalang oleh kebijakan pemerintah India yang melarang penjualan
produk Coca-Cola di negaranya karena pada tahun 2004, petani di india melakukan
protes terhadap pabrik Coke Bottling di India yang menyebabkan air sumur
kering.
3.1.4.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan memberikan perubahan terhadap
kebijakan perusahaan. Efisiensi pada saat melakukan produksi dan distribusi
juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Semakin berkembangannya hal ini maka secara tidak langsung akan menuntut
manajemen perusahaan untuk memilih yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.
Isu
lingkungan yang sempat menyeruak di beberapa negara bahwa produk Coca-Cola
menggunakan air terlalu berlebihan, karena dibutuhkan 2 liter air untuk
memproduksi 1 liter Coca Cola. Mengenai issue kesehatan, pernah terjadi
pemboikotan di kalangan masyarakat terkait dengan kandungan zat yang ada di
minuman tersebut juga berpengaruh terhadap kinerja pemasaran Coca Cola.
3.1.5. Faktor Demografi
Faktor
tempat dan situasi alam juga tentunya tidak bisa dipisahkan. Kondisi alam dan
tata letak perusahaan yang berkaitan dengan alam akan membutuhkan kebijakan
yang harus sesuai guna menanggulangi ancaman yang berasal dari lingkungan dan
alam.
Pembeli
(konsumen) dari produk Coca-Cola mencakup segala usia dari anak kecil, remaja,
dan orang dewasa di seluruh dunia, sehingga dapat dikatakan produk coca-cola
company relatif aman terhadap issue demografi. Beberapa negara di Amerika
memiliki struktur demografi yang didominasi usia dewasa dan tua, sedangkan
beberapa negara di Asia Tenggara mayoritas adalah usia anak-anak dan remaja.
3.2. Analisis Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah serangkaian
faktor-faktor yang merupakan ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier,
pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing
yang secara langsung mempengaruhi perusahaan. Secara singkat, dapat disimpulkan
bahwa lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi
yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki dampak yang
relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.
3.2.1. Pendatang Baru (New Comers)
Jika
hambatan untuk masuk pasar tinggi, akan sangat mudah bagi perusahaan untuk
menjaga keuntungan monopoli. Hambatan utama biasanya adalah aturan legal dan
paten, skala ekonomi, kebutuhan capital yang tinggi untuk masuk pasar, merek
yang kuat, ancaman balas dendam, dan akses ke saluran distribusi.
Ancaman
masuknya pendatang baru pada minuman Coca-Cola antara lain Mizone, Pocari
Sweet, dan lain sebagainya. The Coca-Cola Company harus meyakinkan kepada
pelanggan melalui brand bahwa produk Coca-Cola merupakan minuman bersoda nomor
satu di dunia.
3.2.2. Pesaing (Competitors)
Jika
competitor lebih agresif dalam meningkatkan penjualan, keuntungan dan harga
akan berkurang. Intensitas kompetisi yang terjadi di pasar memiliki
karakteristik, yaitu kelebihan kapasitas produksi, produk dan jasa yang
distandardisasi, banyaknya kompetitor, dan pertumbuhan pasar yang rendah.
Pesaing
utama dari Coca-Cola adalah perusahaan PepsiCo. PepsiCo merupakan pesaing yang
sangat sengit di dalam dua pertumbuhan tercepat dalam kategori industri
minuman.
Pesaing
tentu berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Bila disikapi secara
positif, keberadaan pesaing dapat menjadi sparing partner, dan dapat dijadikan sebagai
branchmark bagi perusahaan. Perusahaan akan belajar dari setiap
kesalahan, dan terus berupaya untuk memperbaiki diri, agar dapat memenangkan
persaingan. Dengan demikian, perusahaan akan semakin bertambah maju dan kuat.
3.2.3. Produk Substitusi
Produk
substitusi merupakan competitor tidak langsung yang dapat menurunkan permintaan
dan harga. Ada beberapa tipe substitusi, yaitu produk alternatif, produk baru,
eliminasi kebutuhan, substitusi generic, dan keingingan untuk tidak membeli.
Tekanan
dari produk pengganti (subsitusi), seperti: Pepsi, RC Cola, 7Up dan lain-lain.
Oleh karenanya strategi yang dapat diterapkan antara lain: berupa penerapan
harga yang terjangkau serta kualitas produk (maintain or even better). Selain itu, inovasi produk tetap difokuskan
pada produk-produk minuman berkarbonasi agar Coca-Cola tidak kehilangan
identitasnya market leader produk minuman berkarbonasi.
3.2.4.Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)
Kemmapuan
pembeli dalam mengurangi harga juga memiliki efek yang sangat besar terhadap
kemampuan industri secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan. Tekanan
pembelian merefleksikan dua hal, yaitu sensitivitas harga dan kekuatan
negosiasi konsumen. Kekuatan negosiasi konsumen akan semakin tinggi jika hanya
ada sedikit konsumen, banyak supplier, sedikit diferensiasi, dan rendahnya
switching cost.
Wilayah
operasi dan penjualan produk The Coca-Cola Company mencakup:
·
Afrika
·
Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia
Pasifik
Kesuksesan pada
tahun 2006 berasal dari Coca-Cola Zero pada penjualan di Australia dan
Thailand.
·
Uni Eropa
Mengalami
peningkatan pertumbuhan senilai 6% dari tahun 2005 ke tahun 2006. Faktor-faktor
keberhasilan wilayah ini diraih dari kombinasi dari produk-produk baru,
pengemasan yang inovatif, dan kolaborasi dengan para konsumen.
·
Amerika Latin
Tiga
pasar terbesar Coke diantaranya ialah United States, Mexico, dan Brazil.
Portofolio minuman mendapatkan poin 7% pada tahun 2006 dimana perusahaan
melihat pada pengembangan garis produk. Fokus Coke di Amerika Latin ialah pada
penambahan air, jus, dan minuman olahraga.
·
Amerika Utara
Perusahaan
telah mencapai keberhasilan dalam pengimplementasian produk “MyCoke Rewards” yang melibatkan sekitar
3,5 juta subjek yang berpastisipasi, dimana lebih baik dari 1,5 juta
penghargaan yang dinyatakan. Coke menerapkan uji pemasaran kopi/teh dimana Coke
menyalurkan via teknologi “Far Coast
Brand” dimana merupakan konsep toko yang pertama kali dibuka di Toronto,
Kanada pada tahun 2006.
·
Asia Utara, Eurasia, dan Timur Tengah
Coke
adalah penjual terbaik minuman non-alkohol di Rusia dengan 22% pertumbuhan
volum kasus pada tahun 2006. Memberikan pelayanan yang prima untuk
mempertahankan pelanggan serta menarik pelanggan baru merupakan salah satu cara
yang harus dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat
melakukan promosi dengan memberikan hadiah untuk pembelian produk tertentu
(pada nilai penjualan tertentu) atau dapat dilakukan dengan mengadakan event
yang menarik.
3.2.5. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (Supplier)
Penyuplai
dapat membatasi keuntungan pasar jika mereka dapat mengendalikan biaya input
lebih cepat daripada pelanggan pasar. Kekuatan penyuplai akan lebih tinggi jika
hanya ada sedikit penyuplai, memiliki produk yang unik dan merek yang kuat,
biaya switching tinggi, penyuplai dapat mengancam integrasi dan banyaknya
konsumen dalam skala kecil dengan kekuatan negosiasi yang lemah.
Setiap
proses produksi sebuah perusahaan memerlukan sebuah input yang berupa bahan
baku, atau bahkan tenaga kerja yang disalurkan oleh para suppliers. Oleh karena
itu perusahaan harus selalu menjaga hubungan yang baik dengan para suppliers,
salah satunya dengan cara pembayaran tepat waktu agar bahan baku dapat
terpenuhi.
Salah
satu cara perusahaan meminimalisasi posisi tawar supplier adalah dengan
melakukan “bottling investment” pada
suatu wilayah penjualan yang menunjukkan kinerja yang baik pada tahun terakhir.
Sebagai contoh, Coca-Cola telah memfokuskan pada desain “road to market” dan optimisasi pada infrastruktur operasi bottling di
India.
Menurut
Porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang ketat
perusahaan harus memilih prinsip bisnis, harga yang tinggi atau produk dengan
biaya yang rendah, dan bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip tersebut, maka
Porter menyatakan ada tiga Strategi Generik, yaitu Differentiation, Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter,
strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda-beda dan
dalam berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya
digunakan oleh perusahaan dalam bersaing, yaitu spesialisasi, identifikasi
merek, dorongan vs tarikan, seleksi saluran, mutu produk, kepeloporan
teknologis, integrasi vertikal, posisi biaya, layanan, kebijakan harga,
leverage, hubungan dengan perusahaan induk, hubungan dengan pemerintah.
BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
Lingkungan internal adalah lingkungan
organisasi yang berada di dalam perusahaan atau organisasi tersebut dan secara
formal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan atau
organisasi.
4.1. Sumber daya
Tiga
sumber daya dasar, yaitu: aset yang terlihat, aset tak terlihat, dan
kapabilitas organisasi. Karakteristik sumber daya yang berharga yaitu menambah
nilai (value), langka (rare), sukar ditiru (hard to imitate), dan kemampuan
dalam memanfaatkan (ability to exploit).
Di
perusahaan Coca Cola Company sendiri mempunyai sumber daya yang sangat bagus
ini terbukti dari keberhasilan Coca Coca Company meskipun sudah lebih dari 1
abad.
4.2. Kapabilitas
Kapabilitas
dapat diartikan sebagai kapasitas perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang
diintegrasikan dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kapabilitas
‘memampukan’ perusahaan untuk menciptakan dan mengeksploitasi peluang-peluang
eksternal serta mengembangkan keunggulan yang berdaya tahan. Kapabilitas inti
dapat didefinisikan juga sebagai faktor penentu keberhasilan jangka panjang,
atau sebagai rantai nilai, termasuk primer dan mendukung kegiatan yang
menciptakan nilai pelanggan.
4.3. Kompetensi Inti
Kompetensi
inti adalah suatu kumpulan yang terintegrasi dari serangkaian keahlian dan
teknologi yang merupakan akumulasi pembelajaran, yang memberikan manfaat bagi
keberhasilan bersaing suatu bisnis (Prahalad dan Hamel, 1990). Markides dan
Williamson (1994) mendefinisikan kompetensi inti sebagai kolam pengalaman (pool
of experience), pengetahuan, dan sistem yang dapat bertindak bersama-sama
sebagai katalis untuk menciptakan dan mengumpulkan aset strategis baru.
Sementara itu, Teece et al. (1997) menyimpulkan bahwa kompetensi inti harus
berasal dari memeriksa produk dan jasa berbagai perusahaan (dan pesaingnya).
Nilai kompetensi inti dapat ditingkatkan dengan menggabungkan produk dan jasa dengan
aset komplementer yang sesuai. Pada bagian lain, Shieh dan Wang (2007)
berpendapat bahwa kompetensi inti merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan
lebih berhasil dari para pesaingnya dan yang dibutuhkan oleh pasar. Secara
khusus, kompetensi dari suatu perusahaan adalah kombinasi sumber daya yang
unggul dalam persaingan di seluruh strategi korporasi.
4.4.
Strategi Bauran Produk :
4.4.1. Penambahan Lini
Produk Baru
Perkembangan masyarakat yang semakin cepat mengakibatkan kebutuhan
konsumen semakin banyak serta konsumen menginginkan konsumsi berbagai kebutuhan
pokok secara instant. Hal tersebut kemudian di manfaatkan oleh Coca-Cola
Company sebagai sebuah sarana untuk menciptakan produk-produk baru guna
memenuhi kebutuhan konsumen. Beberapa produk yang dihasilkan Coca-Cola pada
mulanya dikonsentrasikan untuk memproduksi minuman-minuman bersoda kola. Tetapi
seiring berjalannya waktu, Coca-Cola kemudian menciptakan produk-produk baru
dengan jenis yang berbeda sesuai dengan kebutuhan serta keinginan pasar.
Produk-produk yang dihasilkan Coca-Cola Company adalah minuman sari buah, Jus
buah, minuman olah raga, minuman berenergi, susu serta teh.
4.4.2.
Mengubah
Prioritas Lini
Salah satu lini produk yang paling dikenal dari Coca-Cola Company
adalah produk Coca-Cola, Fanta, dan Sprite. Produk-produk tersebut merupakaan
produk yang paling besar angka penjualannya diseluruh dunia. Sebagai brand yang
telah dikenal luas, maka kegiatan promosi tidak perlu terlalu besar.
Sebaliknya, untuk menyeimbangkan penjualan di setiap lini produksi maka
perlunya penyeimbangan dalam kegiatan penjualan. Salah setu diantaranya adalah
dengan memindahkan beberapa kegiatan promosi pada brand yang sudah besar kepada
brand-brand yang kurang dikenal masyarakat luas. Sebagai contoh, produk Minute
Maid yang telah beredar di Amerika baru saja diluncurkan di Indonesia. Sebagai
salah satu lini produk, maka Coca-Cola kini banyak melakukan kegiatan promosi
untuk memperkenalkan Minute Maid kepada konsumen indonesia sehingga kegiatan
promosi untuk produk Coca-Cola menjadi agak berkurang.
4.5. Analisis
Lingkungan Operasional
Lingkungan
operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan
perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan
pasar tenaga kerja.
a. Peningkatan
biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku. Air merupakan bahan utama dalam
industri minuman ringan. Keterbatasan air di beberapa bagian dunia menyebabkan
system pemurnian air harus dilakukan sehingga menyebabkan biaya produksi yang
dibebankan akan lebih tinggi.
b. Bahan
pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah didapat.
Bahan utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa tinggi, sejenis
gula, untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar sumber domistik.
Untuk di luar Amerika Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan lain adalah
aspartam, bahan pemanis yang digunakan dalam produk minuman ringan rendah
kalori diperoleh dari The Nutra Sweet Company.
BAB V
ANALISIS SWOT
SWOT adalah singkatan
dari Strenght, Weakness, Opportunity,
Threat (Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman).
Analisis SWOT adalah teknik yang banyak digunakan dalam
berbagai manajemen umum dan skenario pemasaran. SWOT
dilakukan dengan menganalisa kegiatan organisasi dimulai dari kekuatan dan
kelemahan dan kemudian menggunakan ini dan data penelitian eksternal untuk
menetapkan peluang dan ancaman yang ada.
5.1.
SWOT
5.1.1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan (Strength)
yang dimiliki oleh Coca-Cola Company meliputi Brand Image dan Brand Loyality yang sudah melekat kuat di
masyarakat dan terbukti hingga saat ini masih menjadi pemimpin di pasar atau market leader. Formula rahasia produknya
juga tidak mudah ditiru oleh para pesaing yang menjadikan produk ini tetap memiliki
keunikan tersendiri. Selain itu sistem distribusinya yang telah merambah hampir
keseluruh dunia tidak akan mudah untuk dikejar oleh competitor. Produk-produk
baru yang terus menerus diluncurkan serta promosi yang gencar semakin
memperkokoh posisi The Coca Cola
5.1.2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan untuk setiap
bisnis harus baik diminimalkan dan dipantau agar dapat secara efektif mencapai
produktivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha mereka.
Isu kesehatan mungkin salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh produk Coca-Cola. Masalah kandungan kalori
berlebih yang diantisipasi dengan cara meluncurkan produk sugar free ternyata
juga masih mendapat hambatan dari adanya isu kesehatan mengenai pemanis buatan
yang digunakan sebagai pengganti. Selain itu produk ini juga belum mulai
beralih ke produk ramah lingkungan, sementara mulai banyak minuman ringan yang
memakai isu keseahatan dan lingkungan dalam kampanye produk mereka.
5.1.3. Peluang (Opportunity)
Pertumbuhan sebesar 7,5% yang terjadi pada pasar
minuman ringan non soda dan 8,5% pada
air mineral kemasan merupakan peluang yang tidak bisa dipandang sebelah mata
oleh Coca-Cola. Hal ini sudah dilakukan dengan produknya yaitu Air mineral Ades
dan produk minuman Isotonik. Selain itu menurut data masih banyak pasar di
wilayah Asia Tengah dan Afrika yang tingkat konsumsi minuman ringan bersodanya
masih rendah. Ini merupakan Blue Ocean bagi pemasaran Coca Cola dimasa depan.
5.1.4.
Ancaman (Threat)
Kompetitor baik tingkat domestic maupun level
International seperti Pepsi dan Cadbury
merupakan ancaman yang patut diwaspadai. Selain itu perubahan paradigma konsumen yang lebih health conscious serta meningkatnya harga gula, packaging dan material lainnya merupakan ancaman yang perlu
ditanggulangi sedini mungkin.
5.2.
Analisis Faktor Eksternal (EFE)
EXTERNAL FACTOR EVALUATION
|
||||
Faktor
|
Bobot
|
Peringkat
|
Skor Bobot Kekuatan
|
|
Opportunity
(Peluang)
|
||||
1
|
Semakin
meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan akan meningkat.
|
0,18
|
4
|
0,72
|
2
|
Konsumsi
minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang.
|
0,14
|
3
|
0,42
|
3
|
Industri
minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan.
|
0,14
|
3
|
0,42
|
4
|
Minuman
ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat.
|
0,18
|
4
|
0,72
|
5
|
Bahan
pendukung utama Coca Cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah didapat.
|
0,14
|
3
|
0,42
|
Threat
(Ancaman)
|
||||
1
|
Coca
Cola dapat pesaing yang kuat yaitu Pepsi dan Cadburry.
|
0,09
|
2
|
0,18
|
2
|
Ada
banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer.
|
0,05
|
1
|
0,05
|
3
|
Peningkatan
biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku.
|
0,09
|
2
|
0,18
|
Jumlah
|
1,0
|
3,11
|
Berdasarkan
analisis tabel EFE diketahui bahwa perusahaan dinilai baik secara eksternal,
karena lebih banyak peluang yang dimiliki dibandingkan dengan ancaman yang ada.
5.3.
Analisis Faktor Internal (IFE)
INTERNAL FACTOR EVALUATION (IFE)
|
||||
Faktor
|
Bobot
|
Peringkat
|
Skor
Bobot Kekuatan
|
|
Strenght (Kekuatan)
|
||||
1
|
Brand
image yang sudah dikenal masyarakat luas.
|
0,11
|
4
|
0,44
|
2
|
Ramuan
rahasia yang tidak dimiliki produk lain.
|
0,11
|
4
|
0,44
|
3
|
Memiliki
sumberdaya yang besar dan terlatih.
|
0,08
|
3
|
0,24
|
4
|
Pelayanan
terhadap konsumen dan pelanggan.
|
0,08
|
3
|
0,24
|
5
|
Memiliki
kepedulian terhadap lingkungan.
|
0,08
|
3
|
0,24
|
6
|
Perkembangan
inovasi secara terus-menerus.
|
0,08
|
3
|
0,24
|
7
|
Strategi
pemasaran yang baik.
|
0,11
|
4
|
0,44
|
8
|
Sistem
informasi yang memadai.
|
0,08
|
3
|
0,24
|
9
|
Kemasan
produk yang menarik dan harga yang kompetitif.
|
0,08
|
3
|
0,24
|
Weakness (Kelemahan)
|
||||
1
|
The
Coca Cola Company tidak memiliki produk organik.
|
0,05
|
2
|
0,10
|
2
|
Sebagian
perusahaan beverage lainnya mempunyai kontrak ekslusif seperti dengan Pepsi
Company.
|
0,03
|
1
|
0,03
|
3
|
Soft
drink tidak baik bagi kesehatan.
|
0,05
|
2
|
0,10
|
4
|
Ketersediaan
bahan baku.
|
0,03
|
1
|
0,03
|
5
|
Kebijakan
pemerintah.
|
0,05
|
2
|
0,10
|
Jumlah
|
1,0
|
3,39
|
Berdasarkan analisis tabel IFE diketahui
bahwa perusahaan dinilai baik secara internal karena mempunyai lebih banyak
keunggulan dibandingkan kelemahannya.
BAB VI
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI
Strategi perusahaan atau organisasi
merupakan suatu wilayah kajian yang selalu menarik untuk dicermati. Begitu
banyak pendekatan yang dilakukan, mulai dari sangat kuantitatif sampai pada
belajar dari pengalaman sukses seseorang atau suatu perusahaan (best practices).
Strategi Utama
6.1.Integration Strategies (Strategi
Integrasi)
Tiga jenis strategi, yaitu forward,
backward, dan horizontal seringkali disebut sebagai strategi-strategi vertical integration. Namun, tidak
jarang yang memaksudkan integrasi vertikal sebagai hanya integrasi forward dan backward saja.
6.1.1.
Forward Integration (Integrasi ke Depan)
Integrasi
ke hilir melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham perusahaan) lebih
besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel. Salah
satu bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba (franchising).
Begitu banyak perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk
mendistribusikan produknya (barang maupun jasa). Salah satu alasan terbesar
hadirnya bentuk waralaba ini adalah realita bahwa model ini sebetulnya
merupakan upaya untuk membagi biaya dan peluang kepada banyak pihak. Perhatikan
gejala bermunculannya factory outlet yang merupakan salah satu bentuk
strategi ini. Dimana Coca Cola dengan perusahaan pembotolan di berbagai negara
serta keputusannya untuk membeli perusahaan fastfood. Selain itu coca
cola juga menjalin kerjasama dengan hotel, restoran dan cafe di dalam
memasarkan produknya.
6.1.2.
Backward Integration (Integrasi Mundur)
Integrasi
ke hulu merupakan suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau
meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena
baik produsen maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok.
Strategi ini menjadi menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini
ada ternyata tidak dapat diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau
tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Langkah ini dapat disebut sebagai
upaya “mengamankan” jalur pasokan perusahaan terhadap kebutuhan dalam rangka
proses produksinya. Seperti halya yang dilakukan coca cola company melakukan
akuisisi terhadap perusahaan aujan bottler
company di arab saudi.
6.1.3.
Horizontal Integration (Integrasi Horizontal)
Strategi
integrasi ke samping merupakan strategi yang dilakukan dalam bentuk membeli
atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pesaing. Salah satu kecenderungan
paling signifikan dalam kompetisi perusahaan saat ini adalah meningkatnya upaya
untuk melakukan integrasi ke samping sebagai suatu strategi pertumbuhan.
Merjer, akusisi, dan pengambilalihan perusahaan yang sedang bersaing memberikan
peluang terjadinya skala ekonomi (economies of scale) serta mendorong
terjadinya transfer sumber daya dan kompetensi perusahaan. Merger di antara perusahaan yang tidak bergerak di
bidang yang sama merupakan suatu kesalahan. Tetapi merger yang terjadi pada
perusahaan yang sedang bersaing langsung (direct competitors) memberikan
peluang yang besar untuk menyatukan potensi agar menjadi lebih efektif,
efisien, dan kompetitif. Salah satu contoh
pelaksanaan strategi integrasi horisontal yang dilakukan adalah ketika
coca cola membeli perusahaan air minum dalam kemasan “Ades”.
6.2.Intensive Strategies (Strategi
Intensif)
Kelompok strategi ini disebut sebagai
intensive strategies, karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk
meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok
strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:
6.2.1.
Market Penetration (Penetrasi Pasar)
Strategi
penetrasi pasar berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau
layanan yang ada saat ini di dalam pasar yang ada saat ini melalui upaya-upaya
pemasaran yang lebih besar. Strategi ini umum diterapkan baik sendiri maupun
sebagai kombinasi dengan strategi lainnya. Termasuk di dalam penetrasi pasar
adalah meningkatan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pembelanjaan iklan,
penawaran barang-barang promosi secara ekstensif (besar-besaran), atau
peningkatan upaya-upaya publisitas. Aktivitas pemasaran dan promosi yang
intensif dari coca cola company ditunjukkan dari iklannya dalam event-event
yang berskala global seperti iklan dalam event piala dunia.
6.2.2.
Product Development (Pengembangan Produk)
Pengembangan
produk yang berusaha meningkatkan penjualan melalui perbaikan atau modifikasi
produk atau layanan yang ada saat ini. Biasanya strategi pengembangan produk
tercermin pada biaya penelitan dan pengembangan (Research and Development)
yang besar. Pada industri yang berbasis R&D seperti ini, setiap keterlambatan
untuk meluncurkan sesuatu yang baru akan berarti perusahaan tersebut berpeluang
kehilangan posisi kompetitifnya. Terlihat coca cola dengan berbagai variannya
dan ragam produknya.
6.3.Diversification Strategies (Strategi
Diversifikasi)
Dari waktu ke waktu semakin sedikit
perusahaan yang melakukan diversifikasi usaha, justru karena kompleksitas
persoalan yang dimunculkan oleh strategi ini. Suatu kelompok usaha yang
bergerak pada sektor yang beragam tentunya sangatlah sulit dikelola. Pada
dekade 1960-an dan 1970-an, strategi diversifikasi menjadi populer karena
setiap perusahaan berusaha semaksimal mungkin agar tidak tergantung hanya pada
satu jenis usaha saja. Tetapi konsep pemikiran tersebut mulai surut sejak
dekade 1980-an. Pada prinsipnya kecenderungan baru tersebut dimotori oleh
keinginan untuk menjadi lebih baik dan tidak bergerak terlalu jauh dari basis
kompetensi utama (core competence) setiap perusahaan.
Namun demikian, hal tersebut bukan
berarti strategi diversifikasi sudah benar-benar hilang. Masih cukup banyak
pula perusahaan yang berhasil dengan strategi ini.
6.3.1.
Concentric Diversification (Diversifikasi Konsentris)
Diversifikasi
terkonsentrasi merupakan suatu strategi yang menghasilkan produk atau layanan
baru tetapi berhubungan/terkait dengan yang telah ada. Contoh dari strategi ini
adalah coca cola mengeluarkan minuman coca cola teman seru.
6.3.2.
Horizontal Diversification ((Diversifikasi Horizontal)
Jika
suatu perusahaan menerapkan strategi yang menambah produk atau layanan baru
yang tidak berhubungan/terkait dengan yang telah ada, tetapi ditujukan kepada
pasar/ konsumen yang telah ada disebut sebagai diversifikasi horizontal.
6.3.3.
Conglomerate Diversification (Diversifikasi Konglomerat)
Ketika
suatu perusahaan menambah suatu produk atau layanan baru yang tidak terkait/
berhubungan dengan yang sekarang ada, maka strategi tersebut disebut sebagai
diversifikasi konglomerat. Pada beberapa kasus terjadi bahwa strategi ini
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan melalui aktivitas memecah
perusahaan yang telah dibeli atau menjual kembali salah satu atau lebih
devisinya. Coca cola penah melakukan akuisisi perusahaan columbia picture pada
thun 1982 yang kemudian dijual pada tahun 1987.
6.4.Defensive Strategies
Pada
prinsipnya, strategi defensif ditujukan untuk mempertahankan eksistensi
perusahaan dari semakin ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian
eksternal yang sulit (terkadang tidak mungkin) dikontrol dan diprediksi.
Strategi defensif sering pula dikenal sebagai survival strategy, yang cenderung terjadi dalam suasana krisis
ekonomi.
6.4.1.
Retrenchment (Penghematan/penciutan)
Strategi penciutan dilakukan ketika
organisasi mengelompok kembali melalui reduksi biaya dan aset dalam upaya
membalikkan proses penurunan penjualan dan laba perusahaan. Strategi ini
terkadang dikenal sebagai strategi turnaround
atau reorganizational.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperkokoh keunggulan yang membedakan (distinctive
competences) yang dimiliki perusahaan. Pada masa strategi ini dijalankan,
operasi perusahaan berjalan dengan sumber daya (terutama dana) yang terbatas
dan akan berada pada kondisi penuh tekanan dari berbagai pihak seperti pemilik
saham, pegawai, dan media.
Strategi penciutan dapat berbentuk
penjualan aset untuk memperoleh dana tunai, pemangkasan lini produk (product
line), menutup bisnis yang kurang menguntungkan atau yang tidak termasuk core
competence perusahaan, otomasi proses, pengurangan jumlah pegawai, dan
penerapan sistem kontrol pengeluaran biaya.
Yang perlu diperhatikan adalah keputusan
untuk membangkrutkan diri bisa juga hadir sebagai salah satu bentuk penerapan
strategi penciutan ini. Oleh karenanya perlu dicermati hubungan antar
perusahaan dalam satu kelompok usaha dan kesehatan keuangan keseluruhan
kelompok usaha tersebut dalam kaitan dengan strategi pembangkrutan diri ini.
Coca-Cola
Company merupakan perusahaan yang memiliki sekitar 400 buah Merk dagang dengan
jumlah produk sekitar 3.000 jenis produk. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang
sangat besar bagi sebuah perusahaan minuman. Dengan jumlah yang sangat besar
tersebut, maka terjadi beberapa permasalahan berkaitan dengan respon pasar
terhadap produk, keadaan penjualan, serta efektifitas produksi. Terdapat
beberapa produk Coca-Cola yang memiliki respon pasar yang relatif buruk serta
permintaan pasar yang rendah. Oleh karena itu diambil langkah-langkah
pengamanan terhadap produk-produk terkait agar tidak mengalami hal serupa,
yaitu dengan membuang atau menghentikan produk yang memiliki nilai jual yang
rendah karena akan mengakibatkan kerugian apabila diteruskan. Selain
faktor-faktor tersebut, terdapat pula faktor kelangkaan bahan-bahan pembuat
produk tersebut maka kegiatan produksi menjadi sulit.
Kegiatan
produksi dan promosi dapat dilakukan untuk produk-produk yang memiliki respon
besar serta penjualan tinggi. Salah satu contohnya adalah produk Barq’s yang
merupakan produk minuman soda dengan rasa root beer. Barq’s telah menghentikan
beberapa produksinya yang kurang efektif seperti Barq's Orange Soda , Barq's
Lemon-Lime Soda serta Barq's Grape Soda
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Coca-Cola
merupakan minuman ringan
berkarbonasi
yang dijual di toko, restoran, dan mesin penjual di lebih dari 200 negara.
Minuman ini diproduksi oleh The Coca-Cola Company
asal Atlanta,
Georgia,
dan sering disebut Coke saja (merek dagang terdaftar The Coca-Cola
Company di Amerika Serikat sejak 27 Maret 1944). Sampai saat ini di tahun 2015
perusahaan The Coca Cola Company sudah ada 1 abad tepatnya 129 tahun. Meskipun
banyaknya pesaing yang bermunculan, coca cola tetap mempertahankan kualitasnya
agar tetap menjadi minuman bersoda nomor satu di dunia. Dan dahulu yang hanya
menjualan 9 gelas dalam sehari, kini menjadi sekitar 1,6 juta setiap harinya.
B. SARAN
Dalam informasi dinyatakan
bahwa Inovasi dan ekspansi Coca Cola Company ini dinilai lambat dalam mengatasi
pesaing dan memenuhi keinginan pasar. Untuk itu saran kami Perusahaan Coca Cola
harus lebig tanggap dan mengerti apa yang diinginkan oleh konsumen supaya
pelanggan tidak lari keproduk lain yang dapat memenuhi apa yang diinginkan
konsumen.
Coca Cola hanya berbasis
pada kategori minuman dan belum merambah ke sektor lain. Meskipun sudah banyak
produk selain coca cola tetapi semunya itu adalah produk minuman maka dari itu
bisa juga membuat produk makanan untuk menemani produk minuman tersebut. Karena
kami lihat sekarang ini masyarakat suka makan makanan ringan dan juga minuman.
Dan itu bisa dimanfaatkan oleh perusahaan Coca Cola Company.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. Strategic Management Manajemen
Strategis Konsep buku 1 edisi 12. 2011. Salemba Empat: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar